Penduduk China berusia 60 tahun ke atas mencapai 296,97 juta pada tahun 2023, sekitar 21,1 persen dari total penduduknya. Angka tersebut naik dari 280,04 juta pada tahun 2022.
Baca Juga: Peringatan Xi Jinping di Tahun Baru: Taiwan Akan Bersatu dengan China Apa pun yang Terjadi
Tingkat kematian China pada tahun 2023 sebesar 7,87 kematian per 1.000 orang, naik dari 7,37 pada tahun 2022.
Populasi yang mencapai usia pensiun, yaitu 60 tahun ke atas, diperkirakan akan meningkat menjadi lebih dari 400 juta pada tahun 2035 - lebih banyak daripada seluruh penduduk Amerika Serikat.
Akademi Sains China yang dijalankan negara melihat sistem pensiun akan kehabisan dana pada tahun 2035.
Zhu Guoping, seorang petani berusia 57 tahun di provinsi Gansu bagian barat laut, mengatakan pendapatan tahunannya sekitar 20.000 yuan (S$3.770), meninggalkan keluarganya dengan tabungan yang sedikit.
Dia akan menerima pensiun bulanan sebesar 160 yuan dalam tiga tahun, begitu dia berusia 60 tahun, setara dengan $30.
"Uangnya pasti tidak cukup," kata Zhu. "Mungkin anak-anak kita bisa memberikan dukungan di masa depan."
Baca Juga: Penduduk China Menyusut 850 Ribu Jiwa, Penurunan Populasi Pertama dalam Beberapa Dekade
Biaya pengasuhan anak dan pendidikan yang tinggi membuat banyak pasangan China enggan untuk memiliki anak, sementara ketidakpastian di pasar kerja mengurungkan niat perempuan untuk menghentikan karier mereka.
Diskriminasi gender dan harapan tradisional bahwa perempuan mengambil peran sebagai pengasuh keluarga memperparah masalah ini, kata para demografer.
Presiden China Xi Jinping menyatakan pada tahun 2023 bahwa perempuan seharusnya menceritakan "kisah tradisi keluarga yang baik". Xi menambahkan bahwa perlu "mengaktifkan budaya baru mengenai pernikahan dan kelahiran anak", yang dikaitkan dengan pembangunan nasional.
Pemerintah setempat telah mengumumkan berbagai langkah untuk mendorong kelahiran, termasuk potongan pajak, cuti melahirkan yang lebih lama, dan subsidi perumahan.
Namun, banyak kebijakan tersebut belum dilaksanakan karena kurangnya pendanaan dan kurangnya motivasi oleh pemerintah setempat, kata sebuah institut kebijakan di Beijing, yang mendesak adanya skema subsidi keluarga nasional yang bersatu.
Wang Weidong, 36 tahun, warga Beijing yang bekerja di perusahaan internet, mengatakan dirinya dan istrinya enggan memiliki anak kedua.
"Orang tidak akan memiliki anak karena insentif-insentif ini. Insentif-insentif tersebut bersifat tambahan, bukan penyebab utama. Jadi saya pikir lebih sulit untuk membalikkan tren ini," ujar Wang.
Sumber : Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.