MOSKOW, KOMPAS.TV - Kementerian Pertahanan Rusia hari Kamis (4/1/2024) menyatakan sistem pertahanan udaranya berhasil menembak jatuh 10 rudal udara Ukraina di atas Krimea dan 10 rudal di atas kota Belgorod Rusia. Sementara itu, pertempuran di garis depan tetap berlangsung sengit namun terkendala karena musim dingin.
Sementara itu, Gedung Putih mengatakan bahwa pejabat intelijen AS meyakini Moskow memperoleh misil balistik dari Korea Utara dan melepaskan setidaknya satu dari mereka ke Ukraina pada 30 Desember. Washington juga mengungkapkan upaya mereka untuk memperoleh misil balistik jarak dekat dari Iran.
Seorang warga terluka akibat serpihan yang jatuh dari target udara yang berhasil ditembak jatuh di Sevastopol, pelabuhan utama dan kota terbesar di Semenanjung Krimea, kata Gubernur regional Mikhail Razvozhayev.
Lebih dari 100 orang juga dievakuasi dari rumah mereka di semenanjung itu setelah serangan lain pada Kamis malam, ketika proyektil jatuh tetapi tidak meledak, kata Razvozhayev.
Pada serangan sekitar waktu yang sama Kamis malam, dua pria mengalami luka serpihan di kota Belgorod Rusia, kata Gubernur regional Vyacheslav Gladkov seperti yang dilaporkan oleh Associated Press, Jumat (5/1/2024).
Kota tersebut berdekatan dengan perbatasan Ukraina, di mana pada hari Sabtu, serangan ke Belgorod menewaskan 25 orang, termasuk lima anak-anak, dalam salah satu serangan paling mematikan di tanah Rusia sejak invasi penuh skala Moskow.
Blogger militer Rusia memposting video sirine serangan udara yang berbunyi di Krimea dan Belgorod selama serangan hari Kamis, dan lalu lintas dihentikan di jembatan yang menghubungkan Semenanjung Krimea yang menjadi milik Rusia sejak satu dekade lau, dengan wilayah Krasnodar Rusia. Jembatan tersebut merupakan jalur pasokan kunci bagi Rusia.
Pada malam Rabu, Rusia melepaskan dua rudal S-300 ke pusat Kharkiv, kota terbesar kedua Ukraina, yang dalam seminggu terakhir hampir setiap hari menjadi sasaran serangan udara, menurut Gubernur regional Oleh Syniehubov.
Baca Juga: Putin Diklaim Bentuk Tentara Bayaran Sendiri, Terdiri dari Fans Sepak Bola Militan dan Neo-Nazi
Seorang warga tewas dalam serangan rudal Rusia di pagi hari di Kropyvnytskyi, sebuah kota di Ukraina tengah, kata Gubernur regional Andrii Raikovych di Telegram. Fasilitas energi rusak dalam serangan itu, yang juga menargetkan area industri, katanya.
Angkatan udara Ukraina mengatakan berhasil mengintersep dua drone Shahed di wilayah Khmelnytskyi, di Ukraina barat-tengah, yang merupakan tuan rumah pangkalan udara penting di Starokostiantyniv.
Rusia melepaskan lebih dari 500 drone dan misil dalam lima hari terhadap target Ukraina antara 29 Desember dan 2 Januari, menurut Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.
Serangan terhadap Kiev dan wilayah sekitarnya selama periode itu menewaskan 34 orang dan melukai puluhan lainnya, kata pejabat kota. Enam orang dilaporkan tewas dalam serangan udara Rusia di Kharkiv pada 2 Januari.
Di Washington, juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, John Kirby, mengatakan intelijen yang baru-baru ini tidak lagi berstatus rahasia menemukan bahwa Korea Utara menyediakan Rusia dengan peluncur misil balistik dan beberapa misil balistik.
Pasukan Rusia melepaskan setidaknya satu dari misil-misil tersebut ke Ukraina pada 30 Desember, dan itu mendarat di lapangan terbuka di wilayah Zaporizhzhia, katanya. Rusia juga meluncurkan beberapa misil balistik Korea Utara pada Selasa sebagai bagian dari serangan semalam, tambahnya.
Kirby mengatakan kesepakatan Rusia-Iran belum selesai, tetapi ia mengatakan AS "khawatir bahwa negosiasi Rusia untuk memperoleh misil balistik jarak dekat dari Iran sedang berlangsung dengan aktif."
Baca Juga: Rusia Hujani Ukraina dengan Rudal Canggih, Kiev Klaim Seluruh 10 Rudal Hipersonik Kinzhal Ditembak
Dengan Rusia meningkatkan serangan misil dan drone selama musim dingin, Ukraina meminta-minta kepada sekutu Baratnya untuk terus memasok senjata pertahanan udara.
Duta besar NATO dan Ukraina dijadwalkan akan mengadakan pertemuan atas permintaan Kiev di Brussels pada 10 Januari dan diperkirakan akan membahas kebutuhan negara itu, kata seorang pejabat aliansi.
"Negara-negara anggota NATO telah memberikan berbagai sistem pertahanan udara ke Ukraina dan mereka berkomitmen untuk terus memperkuat pertahanan Ukraina," kata juru bicara NATO, Dylan White.
Pengumuman ini datang sehari setelah NATO mengatakan mereka akan membantu membeli hingga 1.000 misil Patriot agar negara-negara anggotanya dapat lebih baik melindungi wilayah mereka. Langkah ini dapat memungkinkan sekutu untuk melepaskan lebih banyak dari sistem pertahanan udara mereka sendiri untuk Ukraina.
Juga pada hari Kamis, Badan Keamanan Ukraina, yang dikenal sebagai SBU, mengklaim Rusia berencana melakukan serangan siber lebih lanjut pada Kyivstar, penyedia telekomunikasi terbesar di negara ini, setelah serangan bulan lalu yang membuat mati telepon dan layanan internet pelanggannya.
"Musuh berencana memberikan beberapa serangan berturut-turut (pada Kyivstar) untuk menjaga orang tetap terputus sebanyak mungkin," kata Illia Vitiuk, kepala departemen keamanan Siber di SBU, dalam sebuah pernyataan di Telegram.
Vitiuk menuduh serangan tersebut merupakan karya Sandworm, sebuah unit reguler dari intelijen militer Rusia yang telah menargetkan operator telekomunikasi dan penyedia layanan internet Ukraina, kata pernyataan itu.
Serangan tersebut sebagian besar mempengaruhi warga sipil tetapi tidak memiliki "efek serius" pada komunikasi militer karena tentara menggunakan berbagai algoritma dan protokol komunikasi, demikian pernyataan tersebut.
Sejak awal invasi Rusia pada Februari 2022, Badan Keamanan Ukraina mengatakan berhasil mencegah hampir 9.000 serangan siber terhadap sumber daya negara dan infrastruktur kritis di Ukraina.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.