Qatar adalah mitra pertahanan strategis yang sangat penting bagi AS, dan pada 2013, kedua negara tersebut menandatangani kembali perjanjian kerjasama pertahanan sepuluh tahun untuk memperkuat hubungan militer mereka.
Qatar menjadi tuan rumah Pangkalan Udara Al-Udeid, pangkalan militer AS terbesar di Timur Tengah, yang menjadi markas besar CENTCOM, Komando Pusat Angkatan Darat AS, dan Sayap Ekspedisi Udara ke-379 Angkatan Udara AS.
Baca Juga: Ini Alasan Qatar Makin Berpengaruh Jadi Penengah dan Dipercaya Pihak Berkonflik di Timur Tengah
Lebih dari 10.000 anggota militer AS berbasis di Al-Udeid, dengan lebih dari 100 pesawat beroperasi dari pangkalan tersebut.
Qatar juga berkomitmen menjadi tuan rumah militer AS di Pangkalan Angkatan Darat As Sayliyah di luar Doha, yang digunakan oleh Komando Pusat AS untuk menempatkan peralatan yang akan digunakan di Irak dan Afghanistan.
Selain itu, Al Udeid sangat berkualifikasi untuk menjadi mitra AS, karena dua landasan pacunya adalah yang terbesar di wilayah tersebut dan mampu menangani seluruh jenis pesawat tempur yang digunakan oleh militer AS.
Pasukan Qatar berperang bersama pasukan AS selama Operasi Badai Gurun tahun 1990, membantu membebaskan Kuwait dari pendudukan Irak masa Saddam Hussein.
Qatar semakin mengandalkan AS untuk peralatan dan pelatihan militer guna membantu memodernisasi Angkatan Bersenjatanya serta meningkatkan kemampuan pertahanannya.
Pada tahun 2016, AS menyetujui penjualan 72 jet tempur F-15QA ke Qatar dalam kesepakatan senilai $21,1 miliar, yang diharapkan dapat mendukung 24.000 pekerjaan Amerika. Pada Juni 2014, AS juga menandatangani perjanjian senilai $11 miliar untuk menjual helikopter serangan Apache dan sistem pertahanan udara ke Qatar.
Sumber : Al Arabiya / Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.