Tanggapan tersebut merespons komentar pejabat Israel garis keras, termasuk Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, yang mengusulkan emigrasi sukarela warga Palestina dari Gaza dan mengajak berbagai negara untuk membuka pintu bagi warga Palestina dari Gaza.
Tokoh senior dalam koalisi sayap kanan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, hari Minggu (31/12/2023) kembali mengungkapkan ide agar warga Palestina di Gaza melakukan emigrasi pergi dari Gaza agar orang Israel bisa membuat padang gurun berkembang.
Komentar dari Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, yang dikecualikan dari kabinet perang dan pembahasan pengaturan setelah perang di Gaza menggarisbawahi kekhawatiran dunia Arab bahwa Israel ingin mengusir rakyat Palestina dari tanah air mereka, mengulangi pengusiran massal rakyat Palestina tahun 1948.
"Yang perlu dilakukan di Jalur Gaza adalah mendorong emigrasi," kata Smotrich kepada Radio Angkatan Bersenjata.
"Jika ada 100.000 atau 200.000 orang Arab di Gaza dan bukan 2 juta orang Arab, seluruh pembahasan mengenai hari esok (usai perang selesai) akan benar-benar berbeda," kata Smotrich seperti laporan Anadolu, Senin (1/1/2024).
Baca Juga: Netanyahu Dikabarkan Larang Bos Intelijen Israel Bertemu Menhan Yoav Gallant, Zionis Mulai Retak?
Serangan Israel terhadap Jalur Gaza telah membunuh sangat banyak warga Palestina.
Menurut otoritas kesehatan Gaza, setidaknya 22.185 warga Palestina tewas dan 57.035 lainnya terluka.
Pernyataan tersebut mencatat hampir 1.200 warga Israel diduga tewas dalam konflik ini.
Serangan berkepanjangan tersebut menghancurkan Gaza, dengan lebih dari 60% infrastrukturnya rusak atau hancur.
Situasi kemanusiaan sangat memprihatinkan, dengan hampir 2 juta penduduk terlantar di tengah kekurangan pangan, air bersih, dan obat-obatan.
Sumber : Anadolu
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.