MOSKOW, KOMPAS.TV - Presiden Rusia Vladimir Putin, hari Minggu (31/12/2023) dalam pidato menyambut tahun baru 2024 memuji dan mengapresiasi "persatuan dan kesatuan rakyat" Rusia dalam melewati masa sulit.
Dalam video berdurasi kurang dari empat menit, lebih singkat dibandingkan pidato Tahun Baru tahun lalu, Putin menyampaikan pesannya kepada rakyat Rusia. Rencananya, jutaan orang akan menyaksikan pidato ini di televisi ketika setiap zona waktu Rusia menghitung detik-detik terakhir tahun 2023 pada hari Minggu.
Pertama-tama yang menyaksikannya adalah warga Semenanjung Kamchatka dan wilayah Chukotka di Timur Jauh Rusia, sekitar sembilan jam lebih cepat dari Moskow.
Berbeda dari tahun lalu, Putin kali ini menyampaikan pidatonya dengan latar belakang Kremlin yang berselimut salju. Dalam pernyataannya yang disampaikan oleh RIA Novosti, dia menggambarkan 2023 sebagai tahun yang dicirikan oleh tingginya tingkat kesatuan dalam masyarakat Rusia.
"Apa yang menyatukan kita dan akan terus menyatukan kita adalah nasib Tanah Air, pemahaman mendalam akan arti tertinggi tahapan sejarah yang sedang dijalani Rusia," ujar Putin. Ia juga memuji "solidaritas, welas asih dan ketabahan" warga Rusia.
Perang di Ukraina yang telah berlangsung hampir 2 tahun menjadi pusat perhatian dalam pidato tersebut, dengan Putin secara langsung menyampaikan pesan kepada angkatan bersenjata Rusia yang terlibat dalam apa yang Kremlin sebut sebagai "operasi militer khusus" di negara tetangga.
Baca Juga: Rusia Luncurkan Serangan Drone Terbaru ke Ukraina Usai Janjikan Pembalasan atas Serangan di Belgorod
"Kami bangga padamu, kalian adalah pahlawan, kalian merasakan dukungan seluruh rakyat," kata presiden tersebut. Menurut media negara, dia menekankan Rusia tidak akan mundur dan menegaskan tidak ada kekuatan yang dapat memisahkan warga Rusia serta menghentikan perkembangan Rusia.
Penyiaran pidato ini datang sehari setelah serangan di pusat kota Belgorod, kota perbatasan Rusia, hari Sabtu yang menewaskan 24 orang, termasuk tiga anak-anak. Gubernur Belgorod, Vyacheslav Gladkov, pada hari Minggu menyatakan serangan tersebut menjadi salah satu yang paling merenggut korban jiwa di tanah Rusia sejak dimulainya serangan Moskow ke Ukraina 22 bulan lalu.
Seperti tahun lalu, perayaan Tahun Baru di Moskow dikurangi kemeriahannya, dengan kembang api tradisional dan konser di Lapangan Merah dibatalkan. Setelah serangan di Belgorod, otoritas setempat di kota pelabuhan Pasifik Vladivostok dan di tempat-tempat lain di Rusia juga membatalkan pertunjukan kembang api Tahun Baru mereka yang biasa.
Dmitry Medvedev, wakil sekretaris Dewan Keamanan Rusia dan mantan presiden Rusia, juga memberi ucapan selamat kepada rakyat Rusia di Tahun Baru. Dalam pernyataan video yang diunggah di Telegram, ia mengatakan "pikiran dan hati bersama mereka di garis depan" dan tahun lalu memerlukan "stabilitas dan persatuan khusus, serta patriotisme yang sejati" dari Rusia.
Medvedev juga mengajak rakyat Rusia untuk "membuat tahun 2024 sebagai tahun kekalahan akhir neo-fasisme," mengulangi klaim Putin tentang invasi Ukraina untuk melawan "neo-Nazi."
Holokaus, Perang Dunia II, dan Nazisme menjadi alat retorika penting bagi Putin untuk melegitimasi tindakan militer Rusia di Ukraina, tetapi Barat melihat penggunaannya sebagai disinformasi dan upaya sinis untuk mencapai tujuannya.
Baca Juga: Putin Bikin Biden Kian Gerah Usai Rusia Lakukan Bombardir Terbesar ke Ukraina: Ia Harus Dihentikan
Analis menggambarkan 2023 sebagian besar sebagai tahun yang positif bagi Putin.
"Ini adalah tahun yang baik; bahkan saya benar-benar akan menyebutnya sebagai tahun yang hebat," kata Mathieu Boulegue, konsultan senior untuk program Rusia-Eurasia di think tank Chatham House di London.
Moskow pada bulan Mei memenangkan pertempuran untuk kota Ukraina yang hancur, Bakhmut, setelah pertempuran terpanjang dan paling berdarah dalam perang itu.
Pada bulan Juni, Putin meredam pemberontakan terhadapnya dan mengukuhkan kendalinya atas Kremlin. Ofensif balasan Ukraina terhadap Rusia dimulai dengan harapan tinggi tetapi berakhir dengan kekecewaan.
Saat memasuki tahun 2024, Putin bertaruh dukungan Barat untuk Ukraina akan perlahan-lahan runtuh karena perpecahan politik, kelelahan perang, dan tuntutan diplomatik lainnya, seperti ancaman China terhadap Taiwan dan perang di Timur Tengah.
Putin mengincar pemilihan kembali dalam pemilihan presiden pada 17 Maret yang hampir pasti akan dimenangkannya. Di bawah reformasi konstitusional, pemimpin berusia 71 tahun ini memenuhi syarat untuk mencari dua periode enam tahun lagi setelah masa jabatannya saat ini berakhir, yang berpotensi memungkinkannya tetap berkuasa hingga 2036.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.