“Mereka tinggal di lantai tiga salah satu bangunan,” katanya dikutip dari BBC.
“Dinding runtuh menimpa mereka. Cucu-cucu saya, anak perempuan saya, suaminya, semuanya telah tiada,” tambahnya.
“Kami semua adalah target. Warga sipil jadi target. Tak ada tempat yang aman. Mereka mengatakan kami harus meninggalkan Gaza. Kini kami datang ke Gaza tengah untuk kami,” ujarnya.
Komunitas Bulan Sabit Palestina mengatakan serangan udara Israel yang intens telah berujung dengan ditutupnya jalanan utama antara Maghazi, dan dua kamp pengungsi lainnya, Al-Bureij dan Al-Nuseirat.
Mereka mengatakan keadaan itu kemudian menghamnbat pekerjaan ambulans dan tim penyelamat.
Baca Juga: Betlehem Palestina Sunyi di Malam Natal, Menolak Merayakan saat Warga Gaza Diserang Israel
Pihak militer Israel sendiri mengungkapkan telah menerima laporan kejadian di kamp Al-Maghazi.
“Meski ada tantangan yang ditimbulkan oleh teroris Hamas, yang beroperasi di wilayah sipil Gaza, IDF (Pasukan Pertahanan Israel) berkomitmen terhadap hukum internasional termasuk mengambil langkah-langkah yang layak untuk meminimalkan kerugian terhadap warga sipil,” katanya.
Kementerian Kesehatan Gaza sebelumnya mengatakan lebih dari 20.000 orang telah terbunuh, dan kebanyakan perempuan dan anak-anak di Gaza karena serangan Israel.
Selain itu, sebanyak 54.000 orang cedera di karena serangan yang oleh Israel menjadi pembalasan atas aksi Hamas, yang membunuh 1.200 warga Israel dan menyandera 240 orang.
Sumber : BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.