Sementara pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, tiba di Kairo pada Rabu (20/12/2023), dalam upaya Mesir untuk memediasi kesepakatan baru pertukaran tawanan antara kelompok Palestina itu dan Israel.
Selama jeda kemanusiaan seminggu di Gaza bulan lalu, Hamas membebaskan 81 warga Israel dan 24 warga asing sebagai imbalan atas pembebasan 240 warga Palestina, termasuk 71 wanita dan 169 anak-anak.
Saat ini masih ada sekitar 130 warga Israel ditahan oleh Hamas di Jalur Gaza setelah serangan lintas batas pada 7 Oktober.
Baca Juga: PM Israel Netanyahu Bertekad Lanjutkan Perang: Hamas Punya Dua Pilihan, Menyerah atau Mati
"Sekitar 20.000 orang yang meninggal tercatat masuk ke rumah sakit, termasuk 8.000 anak dan 6.200 perempuan," kata kantor media Palestina, seperti dilaporkan Anadolu Agency, Kamis.
Korban tewas tersebut termasuk 310 tenaga medis, 35 anggota pertahanan sipil, dan 97 wartawan.
Serangan Israel juga menghancurkan dan merusak sekitar 308.000 unit perumahan di seluruh Jalur Gaza, kata kantor media Palestina.
"Paling tidak 114 masjid hancur dan 200 rusak parah, sementara empat gereja menjadi sasaran."
"Okupasi Israel juga menghancurkan 126 bangunan pemerintah dan 283 lainnya rusak parah, sementara 90 sekolah dan universitas terpaksa tidak berfungsi," tambahnya.
Hampir 2 juta orang mengungsi di dalam enklave yang padat penduduk yang mengalami krisis makanan dan air bersih akibat blokade Israel selama lebih dari 16 tahun.
Sementara Israel mengeklaim, hampir 1.200 warganya tewas saat Hamas melancarkan serangan pada 7 Oktober lalu.
Sumber : Anadolu Agency
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.