JAKARTA, KOMPAS TV - Sebelum memasuki tahun 2024, masyarakat kembali dihebohkan dengan Fenomena Solstis yang diprediksikan akan terjadi pada bulan Desember tahun ini.
Fenomena solstis terjadi minimal dua kali dalam setahun, yaitu pada bulan Juni dan Desember. Pada bulan ini, yang akan terjadi adalah Solstis Desember.
Mengutip dari laman timeanddate.com, istilah solstis berasal dari kata Latin solstitium, "sol" yang berarti matahari, dan "stitium" merupakan bentuk dari kata kerja "sistere" yang artinya berhenti, singgah, atau balik.
Oleh karena itu, solstis dapat didefinisikan sebagai titik balik matahari, di mana Matahari tampak berhenti sejenak sebelum mengubah arahnya.
Untuk mengetahui penjelasannya lebih dalam, berikut adalah pengertian, waktu terjadi, hingga dampak Fenomena Solstis yang dikutip dari berbagai sumber.
Baca Juga: Partikel Amaterasu Terdeteksi Jatuh ke Bumi, Peneliti Kebingungan dari Mana Asalnya
Mengutip dari Instagram resmi Badan Riset dan Inovasi Nasional @lapan_ri, secara singkat, Solstis adalah fenomena dimana Matahari melintasi Garis Balik Utara atau Garis Balik Selatan.
Kedua garis tersebut adalah garis khayal pada bola Bumi yang terletak pada lintang yang setara dengan kemiringan sumbu Bumi, yaitu 23,44° lintang utara (LU) dan 23,44° lintang selatan (LS).
Kondisi ini menyebabkan perubahan dalam pencahayaan matahari yang menciptakan ekuinoks (keseimbangan daya terang di kedua belahan Bumi) dan solstis (titik terjauh atau terdekat Matahari dari garis ekuator).
Ujung sumbu rotasi Bumi selalu menghadap ke arah yang sama dalam waktu yang cukup lama, dan saat ini, arah ini menuju bintang kutub atau Polaris.
Pergeseran bintang kutub terjadi dalam skala waktu yang panjang (setidaknya hingga dua milenium mendatang) akibat perubahan pergeseran bintang Bumi.
Baca Juga: Presiden China kepada Biden: Planet Bumi Cukup Besar bagi Dua Negara yang Sukses
Dalam penjelasannya, BRIN mengatakan dampak yang ditimbulkan dari ekuinoks dan solstis di kehidupan sehari-hari adalah adanya pergantian musim terutama bagi negara-negara subtropis dan berlintang tinggi.
Ekuinoks dan solstis memainkan peran penting dalam menentukan pergantian musim di berbagai belahan bumi. Pergantian musim tersebut memengaruhi iklim, suhu, dan panjang hari secara signifikan.
Selain itu, belahan Bumi yang lebih dekat dengan Matahari cenderung mengalami musim panas, karena mereka menerima sinar Matahari yang lebih banyak.
Sebaliknya, belahan Bumi yang lebih jauh dari Matahari akan cenderung mengalami musim dingin, karena mereka menerima sinar Matahari yang lebih sedikit.
Baca Juga: Mengenal Sampah Luar Angkasa, dan Apa Bahayanya bagi Planet Bumi?
Solstis Desember adalah fenomena alam yang terjadi setiap tahun pada rentang waktu sekitar 21 Desember hingga 22 Desember.
Pada fenomena ini, Matahari mencapai titik terendahnya di langit, yang menyebabkan siang hari terpendek dan malam terpanjang di belahan bumi utara.
Sebaliknya, di belahan bumi selatan, terjadi solstis musim panas, dimana siang hari menjadi terpanjang dan malam menjadi terpendek.
Fenomena ini terjadi karena kemiringan sumbu Bumi terhadap bidang ekliptika dan memainkan peran penting dalam penentuan musim di berbagai belahan bumi.
Berdasarkan situs resmi EarthSky tahun 2023, menyebutkan bahwa titik balik matahari bulan Desember pada tahun 2023 jatuh pada tanggal 22 Desember.
Sementara itu di Indonesia, BRIN menyatakan bahwa Fenomena Solstis terjadi pada tanggal 22 Desember 2023 pukul 04.48 WIB, 05.48 WITA, dan 06.48 WIT dengan jarak Bumi ke Matahari sejauh 147.166.448 kilometer.
Sumber : BRIN, timeandate.com, earthsky
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.