Al-Haye menekankan Gaza, Tepi Barat, dan seluruh Palestina bersatu, dan hanya rakyat yang akan menentukan pemerintahan mereka.
"Masa depan Gaza terkait dengan masa depan Yerusalem dan seluruh Palestina, dan kami adalah bagian dari rakyat kami," kata Al-Haye.
Dia juga menekankan perlunya ratusan truk bantuan mencapai Gaza setiap hari, mendesak negara-negara Arab dan Islam untuk memberikan tekanan guna bantuan kemanusiaan.
"Pendudukan Israel menyerang Gaza dengan dua senjata: bom dan kelaparan," tambahnya.
Adapun di Tepi Barat Palestina, pasukan Israel menahan 35 warga Palestina tambahan di Tepi Barat yang diduduki pada Senin (18/12/2023), sehingga total menjadi 4.575 orang sejak 7 Oktober, sambil juga membunuh lebih dari 300 warga Palestina selama periode yang sama.
Dalam sebuah pernyataan bersama, Masyarakat Tahanan Palestina dan Komisi Urusan Tahanan mengatakan jumlah tahanan tidak termasuk mereka yang ditangkap di Jalur Gaza selama periode yang sama.
Sebanyak 301 warga Palestina tewas oleh pasukan Israel dan para pemukim di Tepi Barat sejak 7 Oktober, ditambah dengan lebih dari 3.100 lainnya yang terluka, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.
Tegangan tinggi di seluruh Tepi Barat akibat serangan militer Israel di Jalur Gaza menyusul serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober.
Israel melancarkan serangan udara dan darat di Jalur Gaza sebagai pembalasan atas serangan Hamas, membunuh setidaknya 18.800 warga Palestina, sebagian besar anak-anak dan perempuan, dan melukai 51.000 lainnya, menurut otoritas kesehatan di enklave pesisir itu.
Hampir 1.200 warga Israel diyakini tewas dalam serangan Hamas, sementara lebih dari 130 sandera masih berada dalam tahanan.
Sumber : Anadolu / Al Jazeera
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.