GAZA, KOMPAS.TV - Amnesty Internasional mengungkapkan Israel menggunakan senjata buatan Amerika Serikat (AS) saat menyerang Gaza dan membunuh 43 warga sipil Palestina.
Hal itu terungkap dalam laporan Amnesty Internasional bahwa sistem senjata panduan AS digunakan Israel dalam dua serangan udara di Gaza pada Oktober lalu.
Pada laporan yang dikeluarkan Selasa (5/12/2023), dilaporkan pecahan dari sistem panduan Amunisi Serangan Gabungan Langsung (JDAM) buatan AS ditemukan di reruntuhan rumah yang hancur di lingkungan Deir al-Balah di Gaza tengah.
Baca Juga: Dana Bantuan Belum Cair, Janet Yellen Sebut AS Harus Tanggung Jawab kalau Ukraina Kalah
Dikutip dari CNN, Rabu (6/12/2023), ini merupakan laporan pertama Amesty Internasional yang menghubungkan senjata buatan AS dengan sebuah serangan spesifik yang membunuh banyak warga sipil.
Israel sendiri sebenarnya menggunakan berbagai senjata dan amunisi AS di militernya.
Menurut Angkatan Udara (AU) AS, JDAM adalah perangkat panduan yang mengubah bom jatuh bebas yang tak terarah, menjadi amunisi pintar yang akurat dan tahan terhadap cuaca buruk.
Amnesty Internasional mengatakan ahli senjata mereka, dan analis penginderaan jarak jauh telah memeriksa citra satelit dan foto rumah-rumah di Gaza.
Laporan itu mengatakan dari analisis tersebut menunjukkan pecahan persenjataan yang ditemukan dari puing-puing dan kehancurannya.
Para pekerja lapangan di Amnesty Internasional mengambil foto-foto pecahan senjata tersebut.
Hasil dari serangan menggunakan JDAM itu di dua serangan tersebut adalah 19 anak-anak, 14 perempuan dan 10 pria terbunuh.
Organisasi hak asasi manusia tersebut mengatakan mereka tak menemukan apa pun yang mengindikasikan bahwa ada sasaran militer di lokasi serangan tersebut.
Selain itu juga tak ditemukan indikasi orang-orang yang tinggal di rumah sasaran itu adalah sasaran militer yang sah.
“Organisasi menemukan bahwa serangan udara ini merupakan serangan langsung terhadap warga sipil dan objek sipil atau serangan sembarangan,” bunyi laporan tersebut.
Amnesty Internasional juga menyerukan agar serangan tersebut diselidiki sebagai kejahatan perang.
Baca Juga: Senat AS Blokir Bantuan ke Militer Israel: yang Dilakukan Pemerintahan Netanyahu Tak Bermoral
Namun, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mendiskreditkan laporan tersebut sebagai cacat, bias, prematur, dan berdasarkan asumsi tanpa dasar mengenai operasi IDF.
“Asumsi bahwa intelijen mengenai penggunaan struktur tertentu oleh militer tidak akan ada, kecuali terungkap bahwa itu bertentangan dengan pemahaman apa pun mengenai aktivitas militer,” ujar pernyataan IDF.
“Dan laporan tersebut menggunakan asumsi yang salah ini untuk menyiratkan kesimpulan yang sama cacat dan biasnya mengenai IDF, sejalan dengan bias-bias yang telah ada dan pekerjaan bermasalah sebelumnya oleh organisasi ini,” tambahnya.
Sumber : CNN
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.