"Meskipun terdapat banyak tantangan yang dihadapi dalam upaya penyelamatan karena jalan rusak dan lumpur serta kayu memenuhi jalan, pemerintah melakukan yang terbaik untuk mengatasinya,” tegas Yunus.
Banjir dan tanah longsor yang terjadi di Tanzania ini menjadi bencana terbaru akibat cuaca ekstrem yang melanda negara-negara Afrika Timur seperti Ethiopia, Kenya, Somalia, dan Sudan Selatan.
Sejak bulan Oktober lalu, ratusan orang telah tewas saat musim hujan mulai datang.
Banjir ini terjadi setelah periode kekeringan parah yang menyebabkan tanah di wilayah tersebut menjadi lebih kering dan kurang mampu menahan air sehingga meningkatkan risiko banjir bandang.
Presiden Tanzania Samia Suluhu Hassan dalam KTT Iklim PBB COP28 di Dubai beberapa waktu lalu sempat menyoroti bahwa negara-negara miskin menghadapi risiko bencana akibat perubahan iklim.
Padahal, kata dia, negara-negara kaya di Barat yang harusnya memikul tanggung jawab atas sebagian besar emisi kumulatif yang mendorong perubahan iklim di dunia.
“Harus dikatakan, komitmen yang tidak terpenuhi mengikis solidaritas dan kepercayaan, serta mempunyai konsekuensi yang merugikan dan merugikan bagi negara-negara berkembang,” kata Samia Suluhu.
“Negara saya sendiri kehilangan 2 hingga 3 persen PDB-nya karena perubahan iklim," imbuhnya.
Baca Juga: Pidato Jokowi di KTT Perubahan Iklim COP28: Bicara Soal Emisi Karbon Hingga Transisi Energi
Sumber : Associated Press/Al Jazeera
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.