Kompas TV internasional kompas dunia

Korban Tewas Warga Sipil Gaza Langsung Tembus 15.200 usai Israel Kembali Bombardir Gaza

Kompas.tv - 2 Desember 2023, 22:10 WIB
korban-tewas-warga-sipil-gaza-langsung-tembus-15-200-usai-israel-kembali-bombardir-gaza
Kementerian Kesehatan di Gaza mengumumkan jumlah korban tewas dibunuh serangan Israel tembus 15.200 orang, 70% dari mereka adalah perempuan dan anak-anak, Sabtu (2/12/2023). Angka tersebut diumumkan pada oleh juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, Ashraf al-Qidra. (Sumber: AP Photo)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Vyara Lestari

KHAN YOUNIS, KOMPAS.TV - Kementerian Kesehatan di Gaza mengumumkan jumlah korban tewas dibunuh serangan Israel tembus 15.200 orang, 70 persen dari mereka adalah perempuan dan anak-anak.

Angka tersebut diumumkan pada Sabtu (2/12/2023) oleh juru bicara kementerian, Ashraf al-Qidra, yang tidak memberikan rincian lebih lanjut, seperti dilaporkan Associated Press.

Sebelumnya, mereka melaporkan lebih dari 13.300 korban tewas. Al-Qidra tidak menjelaskan lonjakan tajam tersebut.

Namun, mereka hanya mampu memberikan pembaruan sporadis sejak 11 November, karena masalah konektivitas dan gangguan besar akibat serangan israel dan penyerbuan berbagai rumah sakit oleh pasukan Israel. 

Lebih dari 40.000 orang tercatat luka-luka, kata Al-Qidra.

Israel meningkatkan serangan yang baru setelah gencatan senjata seminggu dengan Hamas, memunculkan kekhawatiran baru tentang korban sipil, meskipun Amerika Serikat (AS) mendesak Israel melakukan segala yang mungkin untuk melindungi warga sipil.

“Ini akan menjadi sangat penting ke depannya," kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken hari Jumat usai pertemuan dengan menteri luar negeri Arab di Dubai, mengakhiri tur Timur Tengah ketiganya sejak perang dimulai. "Ini adalah sesuatu yang akan kita perhatikan dengan sangat cermat.”

Banyak serangan Israel pada hari Sabtu difokuskan di daerah Khan Younis di selatan Gaza. Militer Israel mengatakan telah menyerang lebih dari 50 target Hamas dengan serangan udara, tembakan tank, dan angkatan laut.

Baca Juga: Erdogan Beri Julukan Baru untuk PM Israel Netanyahu: Tukang Jagal Gaza

Reruntuhan pengeboman Israel di Khan Younis, Sabtu, (2/12/2023). Kementerian Kesehatan di Gaza hari Sabtu (2/11/2023) mengumumkan jumlah korban tewas dibunuh serangan Israel tembus 15.200 orang, 70% dari mereka adalah perempuan dan anak-anak. Angka tersebut diumumkan pada hari Sabtu oleh juru bicara kementerian, Ashraf al-Qidra. (Sumber: AP Photo)

Militer menjatuhkan selebaran sehari sebelumnya yang memperingatkan penduduk untuk pergi. Tetapi, pada Jumat malam, tidak ada laporan tentang banyaknya orang yang pergi, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa.

“Tidak ada tempat untuk pergi,” keluh Emad Hajar, yang melarikan diri dengan istri dan tiga anaknya dari kota utara Beit Lahia sebulan yang lalu untuk mencari perlindungan di Khan Younis.

“Mereka mengusir kami dari utara, dan sekarang mereka mendorong kami untuk meninggalkan selatan.”

Militer Israel juga mengatakan melakukan serangan di utara dan mengenai lebih dari 400 target di seluruh Jalur Gaza.

Sebagai respons terhadap desakan AS untuk melindungi warga sipil, militer Israel merilis peta online. Tetapi, alih-alih membantu, peta itu disebut justru makin membuat bingung.

Peta itu membagi Jalur Gaza menjadi ratusan petak berlabel, kadang-kadang melintasi jalan atau blok, dan meminta penduduk untuk mempelajari nomor lokasi mereka jika evakuasi diperlukan nanti.

“Publikasi itu tidak menyebutkan di mana orang harus dievakuasi,” catat kantor PBB yang mengoordinasikan masalah kemanusiaan di wilayah Palestina dalam laporannya. “Tidak jelas bagaimana mereka yang tinggal di Gaza akan mengakses peta tanpa listrik dan di tengah pemadaman telekomunikasi yang berulang.”

Dalam penggunaan pertama peta untuk memerintahkan evakuasi, Avichay Adraee, juru bicara militer Israel dalam bahasa Arab, menentukan area di utara dan selatan yang harus dikosongkan pada hari Sabtu dalam unggahan di Twitter atau X.

Baca Juga: Terbongkar, Israel Ternyata Tahu Rencana Serangan Hamas Setahun Sebelumnya tapi Sengaja Diabaikan

Seorang ibu warga Palestina, Hiyam Qudih memasak di depan rumanya yang hancur akibat pengeboman Israel di Desa Khuzaa, Khan Younis, Gaza, Minggu (26/11/2023). Kementerian Kesehatan di Gaza hari Sabtu, (2/11/2023) mengumumkan jumlah korban tewas dibunuh serangan Israel tembus 15.200 orang, 70% dari mereka adalah perempuan dan anak-anak. (Sumber: AP Photo)

Adraee mencantumkan zona-zona bernomor di bawah perintah evakuasi. Tetapi, area yang disorot pada peta yang terlampir dengan unggahannya tidak sesuai dengan zona bernomor.

Mesir menyatakan kekhawatiran bahwa serangan terbaru Israel terhadap Gaza dapat menyebabkan warga Palestina mencoba menyeberang ke wilayahnya. Dalam pernyataan pada Jumat malam, Kementerian Luar Negeri Mesir mengatakan pemindahan paksa Palestina adalah "garis merah".


Wakil Presiden AS Kamala Harris, yang berada di Dubai pada hari Sabtu untuk konferensi iklim COP28, diharapkan akan menguraikan proposal dengan pemimpin-pemimpin regional untuk "menempatkan suara-suara Palestina di pusat" perencanaan langkah-langkah berikutnya untuk Jalur Gaza setelah konflik, menurut Gedung Putih. Pemerintahan Presiden AS Joe Biden telah menekankan perlunya solusi dua negara pada akhirnya, dengan Israel dan negara Palestina hidup berdampingan.

Ketegangan yang diperbarui juga meningkatkan kekhawatiran untuk 136 sandera yang, menurut militer Israel, masih ditahan oleh Hamas dan kelompok militan lainnya setelah 105 dibebaskan selama gencatan senjata.

Bagi keluarga sandera yang tersisa, runtuhnya gencatan senjata adalah pukulan bagi harapan agar orang-orang tercinta mereka bisa menjadi yang berikutnya setelah melihat orang lain dibebaskan selama beberapa hari.

Pada Jumat, tentara Israel mengumumkan mereka telah memastikan kematian empat sandera tambahan, membawa total yang diketahui meninggal menjadi tujuh orang. Hamas mengatakan sandera Israel yang tewas adalah akibat serangan Israel sendiri.

Selama gencatan senjata, Israel membebaskan 240 warga Palestina dari penjara-penjaranya. Sebagian besar yang dibebaskan dari kedua belah pihak adalah perempuan dan anak-anak.

Perang dimulai setelah serangan Hamas dan kelompok militan lain pada 7 Oktober, yang menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, di selatan Israel dan menahan sekitar 240 orang.

Setelah berakhirnya gencatan senjata, milisi di Gaza melanjutkan penembakan roket ke Israel, dan pertempuran pecah antara Israel dan milisi Hizbullah yang beroperasi di sepanjang perbatasan utara dengan Lebanon.

Baca Juga: Serangan Israel Berlanjut, PBB: Neraka Dunia Telah Kembali ke Gaza

Warga Palestina mengevakuasi korban luka serangan bom Israel di Rafah, Jalur Gaza, Jumat, 1 Desember 2023. Kementerian Kesehatan di Gaza hari Sabtu, (2/11/2023) mengumumkan jumlah korban tewas dibunuh serangan Israel tembus 15.200 orang, 70% dari mereka adalah wanita dan anak-anak. Angka tersebut diumumkan pada hari Sabtu oleh juru bicara kementerian, Ashraf al-Qidra. (Sumber: AP Photo/Hatem Ali)

Perintah Penghentian Masuknya Bantuan Kemanusiaan

Ratusan ribu orang melarikan diri dari utara Gaza ke Khan Younis dan bagian lain di selatan awal perang, sebagai bagian dari eksodus massal yang luar biasa dan membuat tiga perempat populasi mengungsi dan menghadapi kelangkaan pangan, air, dan pasokan lainnya.

Sejak dilanjutkannya pertempuran, tidak ada konvoi bantuan atau pengiriman bahan bakar yang masuk ke Gaza, dan operasi kemanusiaan di dalam Gaza sebagian besar terhenti, menurut PBB.

Komite Penyelamatan Internasional atau IRC, kelompok bantuan yang beroperasi di Gaza, memperingatkan kembalinya pertempuran akan “menghapuskan bahkan bantuan minimal” yang dapat dikirimkan karena ada gencatan senjata dan “akan menghasilkan bencana bagi warga sipil Palestina.”

Hingga gencatan senjata dimulai, lebih dari 13.300 warga Palestina tewas dalam serangan Israel, sekitar dua pertiga di antaranya adalah perempuan dan anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan di Gaza.

Jumlah korban kemungkinan jauh lebih tinggi, karena pejabat hanya sesekali memperbarui data sejak 11 November. Kementerian mengatakan ribuan orang lain dikhawatirkan tewas di bawah reruntuhan.

Israel mengatakan mereka menargetkan personel Hamas dan menyalahkan korban sipil pada Hamas, menuduh mereka beroperasi di lingkungan perumahan. Israel mengatakan 77 tentaranya tewas dalam serangan darat di utara Gaza. Mereka mengeklaim telah membunuh ribuan milisi tanpa memberikan bukti.

 

 




Sumber : Associated Press




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x