KHAN YOUNIS, KOMPAS.TV - Kementerian Kesehatan di Gaza mengumumkan jumlah korban tewas dibunuh serangan Israel tembus 15.200 orang, 70 persen dari mereka adalah perempuan dan anak-anak.
Angka tersebut diumumkan pada Sabtu (2/12/2023) oleh juru bicara kementerian, Ashraf al-Qidra, yang tidak memberikan rincian lebih lanjut, seperti dilaporkan Associated Press.
Sebelumnya, mereka melaporkan lebih dari 13.300 korban tewas. Al-Qidra tidak menjelaskan lonjakan tajam tersebut.
Namun, mereka hanya mampu memberikan pembaruan sporadis sejak 11 November, karena masalah konektivitas dan gangguan besar akibat serangan israel dan penyerbuan berbagai rumah sakit oleh pasukan Israel.
Lebih dari 40.000 orang tercatat luka-luka, kata Al-Qidra.
Israel meningkatkan serangan yang baru setelah gencatan senjata seminggu dengan Hamas, memunculkan kekhawatiran baru tentang korban sipil, meskipun Amerika Serikat (AS) mendesak Israel melakukan segala yang mungkin untuk melindungi warga sipil.
“Ini akan menjadi sangat penting ke depannya," kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken hari Jumat usai pertemuan dengan menteri luar negeri Arab di Dubai, mengakhiri tur Timur Tengah ketiganya sejak perang dimulai. "Ini adalah sesuatu yang akan kita perhatikan dengan sangat cermat.”
Banyak serangan Israel pada hari Sabtu difokuskan di daerah Khan Younis di selatan Gaza. Militer Israel mengatakan telah menyerang lebih dari 50 target Hamas dengan serangan udara, tembakan tank, dan angkatan laut.
Baca Juga: Erdogan Beri Julukan Baru untuk PM Israel Netanyahu: Tukang Jagal Gaza
Militer menjatuhkan selebaran sehari sebelumnya yang memperingatkan penduduk untuk pergi. Tetapi, pada Jumat malam, tidak ada laporan tentang banyaknya orang yang pergi, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa.
“Tidak ada tempat untuk pergi,” keluh Emad Hajar, yang melarikan diri dengan istri dan tiga anaknya dari kota utara Beit Lahia sebulan yang lalu untuk mencari perlindungan di Khan Younis.
“Mereka mengusir kami dari utara, dan sekarang mereka mendorong kami untuk meninggalkan selatan.”
Militer Israel juga mengatakan melakukan serangan di utara dan mengenai lebih dari 400 target di seluruh Jalur Gaza.
Sebagai respons terhadap desakan AS untuk melindungi warga sipil, militer Israel merilis peta online. Tetapi, alih-alih membantu, peta itu disebut justru makin membuat bingung.
Peta itu membagi Jalur Gaza menjadi ratusan petak berlabel, kadang-kadang melintasi jalan atau blok, dan meminta penduduk untuk mempelajari nomor lokasi mereka jika evakuasi diperlukan nanti.
“Publikasi itu tidak menyebutkan di mana orang harus dievakuasi,” catat kantor PBB yang mengoordinasikan masalah kemanusiaan di wilayah Palestina dalam laporannya. “Tidak jelas bagaimana mereka yang tinggal di Gaza akan mengakses peta tanpa listrik dan di tengah pemadaman telekomunikasi yang berulang.”
Dalam penggunaan pertama peta untuk memerintahkan evakuasi, Avichay Adraee, juru bicara militer Israel dalam bahasa Arab, menentukan area di utara dan selatan yang harus dikosongkan pada hari Sabtu dalam unggahan di Twitter atau X.
Baca Juga: Terbongkar, Israel Ternyata Tahu Rencana Serangan Hamas Setahun Sebelumnya tapi Sengaja Diabaikan
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.