Erez mengatakan, pada hari itu, tidak diketahui apakah pesawat tempur dan drone Israel mengenai sandera ketika menembak.
"Protokol Hannibal, yang sudah kita latih selama 20 tahun terakhir, menyangkut satu kendaraan dengan sandera di dalamnya. Anda tahu bagian mana dari pagar yang dilewati, arah mana di jalan ia menuju, dan bahkan rute mana yang diambil," kata Erez menyitir peristiwa penyerbuan tentara Israel ke Kibbutz atau permukiman Israel di mana warga sipil dan kombatan Hamas berada di dalamnya pada saat bersamaan.
"Yang kita lihat di sini adalah penerapan protokol Hannibal secara massal. Ada banyak celah di pagar. Ada ribuan orang dalam banyak kendaraan berbeda, baik bersama maupun tanpa sandera," tambahnya.
Erez, yang mengoordinasikan misi helikopter untuk mengevakuasi yang terluka selama serangan Israel yang berlangsung di Gaza, mengatakan, "Ini mengidentifikasi sasaran dan melakukan apa yang diperbolehkan."
"Dalam hal ini, saya tahu siapa pun yang memegang sistem senjata, baik drone maupun pilot tempur, melakukan apa pun yang mereka bisa tanpa berkoordinasi dengan pasukan darat, karena pasukan ini belum ada di sana."
Baca Juga: Palestina Ungkap Israel Incar Pembersihan Etnis Seluruh Gaza lewat Perang Pemusnahan dan Genosida
Erez dilaporkan dipecat dari tugas pada 31 Oktober setelah mengkritik Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Menurut juru bicara militer Israel, Erez dipecat setelah mengekspresikan diri pada "masalah politik" saat masih aktif bertugas.
Mengutip sumber polisi, Haaretz melaporkan pada Minggu (26/11) bahwa helikopter tempur Israel juga menembaki penonton festival yang dipenuhi warga Israel sendiri sambil merespons serangan Hamas.
Dalam penilaian pejabat keamanan senior Israel, berdasarkan rekaman interogasi anggota Hamas dan penyelidikan polisi atas insiden itu, disebutkan Hamas tidak tahu apa-apa sebelumnya tentang festival musik, di mana 364 orang tewas.
Laporan tersebut mencakup informasi dari penyelidikan polisi, menyatakan sebagian besar peserta festival berhasil melarikan diri karena pesta dihentikan setengah jam sebelum tembakan pertama.
Surat kabar Israel lainnya, Yedioth Ahronoth, juga melaporkan respons udara militer terhadap serangan Hamas ke festival musik tersebut. Disebutkan pasukan (Hamas) yang menyusup diinstruksikan dalam beberapa hari terakhir untuk bergerak lambat ke dalam komunitas dan posisi yang ditetapkan, atau di dalamnya, dan dalam hal apa pun tidak boleh berlari, agar pilot mengira mereka berurusan dengan orang Israel. Tipu daya ini berhasil untuk sementara, sampai pilot-pilot Apache menyadari mereka harus melewati semua aturan pembatasan atau rules of engagement.
"Ketika para pilot menyadari sulit untuk membedakan antara teroris dan orang Israel, beberapa memutuskan secara independen sekitar pukul 9 pagi untuk menggunakan artileri melawan teroris tanpa izin dari atasannya," kata harian berbahasa Ibrani itu.
Hingga hari pertama gencatan senjata Israel - Hamas, setidaknya 14.854 warga Palestina tewas dibunuh seranga Israel, termasuk 6.150 anak-anak dan lebih dari 4.000 perempuan, menurut otoritas kesehatan Palestina. Jumlah resmi kematian Israel adalah 1.200.
Sumber : Anadolu / Haaretz / Channel 12 Israel
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.