ISTANBUL, KOMPAS.TV - Dugaan kasus pembantaian warga Israel oleh tentaranya sendiri saat Hamas menyerbu awal Oktober lalu kembali mencuat.
Kesaksian seorang prajurit Israel baru-baru ini memunculkan pertanyaan apakah tentara menembaki warga sipil Israel di bawah "Protokol Hannibal" selama serangan mendadak oleh kelompok militan Palestina, Hamas, pada 7 Oktober lalu di pemukiman Yahudi dekat Jalur Gaza.
Dalam laporan yang disiarkan hari Minggu (26/11/2023) oleh TV Channel 12 News Israel, seorang letnan dua dari unit tank Israel yang disebut sebagai Michal berbicara tentang pengalamannya mengejar milisi Palestina dalam operasi pada 7 Oktober.
"Kami tiba di pintu masuk kompleks (Hulit) dan gerbangnya tertutup. Seorang prajurit datang padaku, agak ketakutan, berkata, 'Teroris telah masuk sekarang.' Kami masuk ke kompleks, merusak gerbang dengan tank, dan mengikuti petunjuk yang diberikan oleh prajurit," kata Michal seperti laporan Anadolu, Selasa (28/11/2023).
"Lalu prajurit itu memberi tahu saya, 'Tembak ke sana. Teroris berada di sana.' Saya bertanya padanya, 'Apakah ada warga sipil (Israel) di sana?' Jawabannya, 'Saya tidak tahu, tembak saja.'"
"Saya memutuskan untuk tidak menembaki target (dengan peluru tank) karena itu adalah permukiman Israel, tetapi saya menembak menggunakan senapan mesin di pintu masuk rumah," katanya.
Laporan dari Channel 12 muncul ketika seorang pilot militer Israel mengatakan militer menjalankan Protokol Hannibal selama serangan mendadak oleh Hamas pada 7 Oktober.
Dalam wawancara dengan surat kabar Haaretz Israel pada Rabu (15/11), Letnan Kolonel Nof Erez menyoroti kemungkinan tentara Israel yang merespons serangan Hamas telah mengimplementasikan protokol tersebut.
Laporan Haaretz mengungkapkan, helikopter militer Israel menembaki "penyerbu Palestina" dan warga Israel yang menghadiri festival musik di dekat Kibbutz Be'eri di pinggiran perbatasan Gaza sisi Israel pada 7 Oktober.
Pilot angkatan bersenjata Israel menyatakan militer mengimplementasikan Protokol Hannibal, yang melibatkan pembunuhan tawanan yang disandera oleh musuh, selama serangan mendadak oleh kelompok perlawanan Palestina, Hamas, pada 7 Oktober untuk mencegah warga sipil Israel dibawa ke Gaza sebagai sandera.
Baca Juga: Israel Disebut Tembaki Warganya Sendiri di Kibbutz Be'eri dan Festival Musik pada 7 Oktober
Menurut Erez, Protokol Hannibal, yang diyakini sudah dibatalkan tahun 2016, diformulasikan oleh tentara Israel 30 tahun yang lalu berdasarkan peristiwa di Lebanon. Protokol yang kontroversial ini digunakan oleh tentara Israel untuk mencegah tentaranya diculik oleh musuh. Satu versi protokol ini bahkan disebut membenarkan penggunaan cara apa pun untuk mencegah penculikan tentara Israel oleh musuh dengan cara apa pun, termasuk menembak atau melukai rekan mereka yang diculik.
"Protokol Hannibal disengaja, dan jika keputusan diambil untuk mengimplementasikannya, itu dilakukan dengan sengaja. Jika tawanan ditembak secara tidak sengaja, itu masalah lain," kata pilot itu tentang serangan pada 7 Oktober, ketika pejuang Hamas menyusup ke wilayah Jalur Gaza, termasuk festival di dekat permukiman Re'im.
Sumber : Anadolu / Haaretz / Channel 12 Israel
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.