NEW YORK, KOMPAS.TV - Pihak Hamas akhirnya setuju melepaskan 13 warga Israel dan tujuh warga asing sebagai pertukaran untuk 39 warga Palestina yang ditahan oleh Israel.
Hal tersebut diungkapkan mediator dari Qatar dan Mesir pada Sabtu malam, (25/11/2023) waktu Palestina.
Kepastian itu muncul setelah Hamas menunda putaran kedua pertukaran tawanan selama beberapa jam dan mengklaim Israel melanggar persyaratan kesepakatan gencatan senjata.
Brigadir Al-Qassam sempat menunda pelepasan gelombang kedua tahanan hingga Israel mematuhi kriteria pembebasan tahanan yang mencakup izin masuknya truk bantuan ke utara Gaza.
Ketika para tawanan seharusnya keluar dari Gaza, Hamas menuduh pengiriman bantuan yang diizinkan oleh Israel tidak sesuai dengan yang dijanjikan dan bantuan tersebut tidak mencukupi untuk mencapai Gaza utara.
Sementara Gaza masih menjadi fokus serangan darat Israel dan zona pertempuran utama.
Pihak Hamas mengatakan, tidak cukup tahanan berpengalaman yang dibebaskan dalam pertukaran pertama hari Jumat.
“Ini membahayakan kesepakatan dan kami telah berbicara dengan mediator tentang itu,” kata Osama Hamdan, pejabat senior Hamas, di Beirut.
Pihak Mesir, Qatar, dan Hamas juga mengatakan, hambatan-hambatan itu telah berhasil dicarikan jalan keluar.
Hamas pun mengeluarkan pernyataan bahwa enam perempuan, 33 anak dan remaja dibebaskan oleh pihak Israel.
Seorang pejabat Israel dilaporkan sempat mengancam jika kelompok tawanan warga Israel berikutnya tidak dibebaskan dari Gaza sebelum tengah malam.
Mereka bakal memulai kembali operasi militer di Jalur Gaza.
Pejabat tersebut dikutip dalam beberapa media Ibrani tetapi belum ada konfirmasi resmi.
Sumber : Times of Israel / Anadolu / Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.