Kompas TV internasional kompas dunia

Hamas Bersiap Lepaskan 14 Sandera Israel Ditukar 42 Warga Palestina di Tahap Kedua Gencatan Senjata

Kompas.tv - 25 November 2023, 22:09 WIB
hamas-bersiap-lepaskan-14-sandera-israel-ditukar-42-warga-palestina-di-tahap-kedua-gencatan-senjata
Seorang Ibu Palestina terlihat duduk kelelahan di reruntuhan pengeboman Israel di Gaza. Hamas mempersiapkan pembebasan 14 sandera Israel hari Sabtu sore waktu Palestina (25/11/2023) sebagai bagian dari pertukaran dengan Israel yang akan membebaskan 42 warga Palestina, demikian menurut pejabat Mesir. (Sumber: AP Photo)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Vyara Lestari

Namun, kelegaan yang dibawa oleh gencatan senjata ini menjadi hambar bagi kedua belah pihak. Bagi Israel, karena tidak semua sandera akan dibebaskan, dan bagi Palestina karena singkatnya jeda tersebut. Gencatan senjata yang singkat meninggalkan Gaza terjerat dalam krisis kemanusiaan dan di bawah ancaman bahwa pertempuran bisa segera kembali terjadi.

Amal Abu Awada, janda 40 tahun yang melarikan diri dari kamp di sekitar Kota Gaza ke Khan Younis dengan tiga anaknya pada awal November, mencoba mencari makanan dan air di fasilitas PBB hari Jumat, tetapi mengatakan tidak ada yang tersedia.

"Kami kembali dengan tangan hampa," katanya. "Tetapi setidaknya tidak ada bom, dan kita bisa mencoba lagi."

Israel berjanji melanjutkan serangannya begitu gencatan senjata berakhir. Hal ini mengaburkan harapan bahwa kesepakatan tersebut pada akhirnya dapat membantu meredakan konflik, yang telah memicu lonjakan kekerasan di Tepi Barat yang diduduki dan menimbulkan ketakutan akan konflagrasi lebih luas di Timur Tengah.

Sandera Tahap Pertama Dilepaskan

Setelah senja hari Jumat, barisan ambulans muncul dari Gaza melalui Rafah ke Mesir membawa sandera yang dibebaskan. Sandera Israel yang dibebaskan termasuk sembilan perempuan dan empat anak berusia 9 tahun ke bawah.

Sandera yang dibebaskan dibawa ke tiga rumah sakit di Israel untuk pengamatan. Pusat Medis Anak Schneider mengatakan mereka merawat delapan warga Israel, empat anak-anak dan empat perempuan, dan semuanya tampak dalam kondisi fisik yang baik. 

Di sebuah lapangan yang dijuluki "Alun-Alun Sandera" di Tel Aviv, sekelompok warga Israel merayakan kabar tersebut.

Sandera tersebut melibatkan beberapa generasi. Ohad Munder-Zichri, berusia sembilan tahun, dibebaskan bersama ibunya, Keren Munder, dan neneknya, Ruti Munder. Pelajar kelas empat itu diculik selama kunjungan liburan ke kibbutz di mana sekitar 80 orang, hampir seperempat dari seluruh penduduk komunitas kecil itu, diyakini telah diculik.

Baca Juga: Peringatan Turki, Minta Barat Jauhkan Diri dari Kejahatan Perang Israel


Pengalaman para sandera menimbulkan kemarahan di kalangan beberapa keluarga yang merasa pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tidak cukup melakukan untuk membawa mereka pulang.

Beberapa jam kemudian, 24 wanita Palestina dan 15 anak laki-laki remaja yang ditahan di penjara Israel di Tepi Barat yang diduduki dan Yerusalem timur dibebaskan. Di kota Beitunia, ratusan warga Palestina keluar dari rumah mereka untuk merayakan, menekan klakson dan menyalakan kembang api yang menerangi langit malam.

Mereka sebelumnya dipenjara atas pelanggaran kecil seperti melempar batu. Wanita yang dibebaskan termasuk beberapa yang dihukum karena mencoba menikam tentara Israel, dan lainnya yang ditangkap di pos pemeriksaan di Tepi Barat.

Menurut Kelompok Tahanan Palestina, sebuah kelompok advokasi, saat ini Israel menahan 7.200 warga Palestina, termasuk sekitar 2.000 yang ditangkap sejak awal perang.

Majed al-Ansari, juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, mengatakan harapannya adalah momentum kesepakatan ini akan mengakhiri kekerasan. Qatar bertindak sebagai mediator bersama dengan AS dan Mesir.

Namun, beberapa jam sebelum gencatan senjata berlaku, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant memberi tahu pasukan, istirahat mereka akan singkat dan bahwa perang akan kembali dengan intensitas tinggi setidaknya dua bulan ke depan.

Netanyahu juga bersumpah melanjutkan perang untuk menghancurkan kemampuan militer Hamas, mengakhiri pemerintahan 16 tahun di Gaza, dan mengembalikan semua sandera.

Serangan Israel menewaskan lebih dari 14.000 warga Palestina, menurut Kementerian Kesehatan Palestina. Perempuan dan anak-anak telah secara konsisten membentuk sekitar dua pertiga dari total kematian.

Kementerian kesehatan Palestina mengatakan sekitar 6.000 orang masih dilaporkan hilang, dikhawatirkan terkubur di bawah reruntuhan. Kementerian itu tidak membedakan antara warga sipil dan anggota kelompok militan dalam data kematian mereka. Israel mengatakan telah membunuh ribuan pejuang Hamas, tanpa menyajikan bukti untuk jumlah tersebut.

 

 




Sumber : Associated Press




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x