Pembangunan satelit mata-mata merupakan bagian besar dari rencana 5 tahun militer Korea Utara.
Teknologi itu secara teori bisa membuat Pyongyang mampui mengawasi pergerakan tentara dan persenjataan Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan di semenanjung Korea.
Dengan begitu membuat mereka bisa langsung menemukan ancaman yang datang.
Beberapa jam setelah peluncuran, media Korea Utara mengeklaim bahwa mereka telah meninjau gambar dari pangkalan militer AS di Guam.
Peluncuran itu mendapatkan kecaman keras dari PBB, begitu juga negara lainnya termasuk AS dan Jepang.
Hal itu juga meruncingkan pertikaian dengan Korea Selatan, yang percaya Korea Utara menerima bantuan Rusia.
Peluncuran itu sendiri terjadi setelah perjalanan Kim Jong-un ke Rusia pada September, ketika Presiden Rusia Vladimir Putin menawarkan membantu membangun satelit.
Baca Juga: Dipecat Usai Bersimpati ke Palestina, Aktris Hollywood Ini Malah Banjir Dukungan
Peluncuran satelit Korea Utara itu disebut Malligyong-1, dan merupakan upaya ketiga setelah dua kesempatan di Mei dan Agustus gagal.
Peluncuran Korea Selatan menangguhkan sebagian perjanjian militer lima tahun dengan Korea Utara, setelah peluncuran satelit Pyongyang.
Korea Utara sendiri menanggapinya dengan mengancam untuk menangguhkan perjanjian tersebut secara penuh.
Mereka juga menambahkan pihaknya tak akan pernah lagi terikat dengan perjanjian tersebut.
Sumber : BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.