ALJIR, KOMPAS.TV - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mendesak agar Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu diseret ke Mahkamah Pidana Internasional (ICC) atas kekejaman yang dilakukan militernya di Gaza.
Hal tersebut disampaikan Erdogan ketika berbicara dalam Forum Bisnis Aljazair-Turki di Aljir, Rabu (22/11/2023).
Erdogan bahkan dengan tegas menyebut Netanyahu saat ini sudah tidak lagi mendapat dukungan dari rakyat Israel sendiri.
“Netanyahu sudah hampir mati. Bahkan rakyat Israel tidak lagi mendukung Netanyahu,” kata Erdogan, dikutip dari Al Jazeera.
Ia menambahkan, saat ini Israel dan Netanyahu sedang melakukan kejahatan perang dan kejahatan kemanusiaan sehingga harus mendapatkan hukuman.
“Serangan-serangan tersebut sekali lagi mengungkapkan wajah, maksud dan tujuan sebenarnya dari Israel dan para pendukungnya."
"Dalam hal ini, sangat penting agar kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan penguasa Israel tidak dibiarkan begitu saja tanpa sanksi," lanjutnya.
“Kami tidak bisa dan tidak akan menoleransi kebijakan Israel, yang tumbuh dengan terus-menerus menduduki, merampas tanah dan membantai kaum tertindas, hingga menjadikan Gaza tidak berpenghuni," tegas Erdogan.
Baca Juga: Israel Batasi Gencatan Senjata Maksimal 10 Hari, Ini Tahapan Israel Melepas Tawanan Warga Palestina
Sejak 7 Oktober lalu, serangan Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 14.000 orang dan membuat lebih dari satu juta orang mengungsi.
Di Israel, serangan kelompok perlawanan Palestina, Hamas, menurut pemerintah setempat, menewaskan 1.200 orang.
Pada Rabu, Israel dan Hamas sepakat untuk melakukan gencatan senjata sementara selama empat hari.
Menurut media Israel, kesepakatan itu juga termasuk pertukaran 50 warga Israel yang ditahan Hamas dengan 150 warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.
Meski begitu, Netanyahu menegaskan perang akan kembali berlanjut setelah gencatan senjata berakhir hingga tujuan Israel tercapai.
Israel menyatakan tujuan mereka adalah menghancurkan Hamas, namun kebanyakan korban tewas adalah warga sipil.
Pasukan Israel juga menyerang infrastruktur-infrastruktur sipil termasuk rumah sakit, sekolah, masjid, gereja, dan kamp pengungsi.
"Kita sedang berperang, dan perang akan terus berlanjut sampai semua tujuan kita tercapai," kata dia.
"Kita dihadapkan pada keputusan sulit namun merupakan keputusan yang tepat."
"Kita tak akan beristirahat sampai semua orang dikembalikan. Perang memiliki tahapan dan pemulangan sandera juga memiliki tahapan," ucap Netanyahu.
Baca Juga: Rincian Kesepakatan Israel-Hamas soal Gencatan Senjata, Pertukaran Tawanan, dan Bantuan Kemanusiaan
Sumber : Al Jazeera
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.