Menurut Gamliel, masyarakat internasional sepertinya mendorong untuk membawa kembali Otoritas Palestina memerintah Gaza, yang menurutnya punya kelemahan struktural yang jelas, seperti yang dicoba tahun 2005 setelah 8.600 warga Yahudi ditarik dari Jalur Gaza.
Hanya dalam dua tahun, Hamas merebut kekuasaan, sebagian besar dengan melemparkan pemimpin Otoritas Palestina dari atap gedung tinggi, kata Gamliel. Menurutnya, Otoritas Palestina tidak memiliki perbedaan ideologi yang mencolok dari Hamas.
AS menyerukan pemerintahan yang bersatu dan dipimpin oleh Palestina untuk Gaza dan Tepi Barat di bawah Otoritas Palestina setelah perang berakhir.
Sementara Gamliel, mengulangi pernyataan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, mengatakan Otoritas Palestina yang didukung oleh Barat, yang mengelola sebagian dari Tepi Barat, tidak boleh punya basis di Gaza.
Baca Juga: Raja Yordania Kembali Keluarkan Peringatan Kemungkinan Meluasnya Perang Gaza
Hari Minggu (19/11/2023), pejabat tinggi Palestina menuduh Israel sedang berupaya memperluas aktivitas militer mereka dari utara Jalur Gaza ke wilayah selatan, dengan agenda pembersihan etnis melalui perang pemusnahan melalui pengusiran dan genosida.
Meskipun Israel memberi instruksi kepada warga sipil di utara Gaza untuk memindahkan diri ke wilayah selatan dengan klaim keamanan, pesawat tempur Israel telah melancarkan serangan udara di sejumlah lokasi di selatan Gaza.
Ahmed al-Deek, Wakil Menteri Luar Negeri Palestina, dalam wawancara dengan Anadolu menyatakan, "Ada indikasi bahwa Israel berencana untuk memperluas wilayah yang diokupasi di Gaza, khususnya ke daerah-daerah selatan."
Al-Deek menambahkan bahwa tindakan semacam itu dapat membawa bencana yang lebih besar bagi warga sipil pengungsi di Gaza. Ia menegaskan bahwa "pasukan pendudukan Israel dengan segala cara berusaha mengusir penduduk Palestina dari Jalur Gaza".
Dia melanjutkan, "Agresi dan perang pemusnahan yang diluncurkan oleh Israel terhadap Gaza, yang telah mengakibatkan lebih dari 13.000 warga Palestina tewas, tidak terbatas pada wilayah utara Jalur Gaza, tetapi menargetkan seluruh wilayah sejak awal."
"Pasukan pendudukan meminta pengungsi untuk pergi ke selatan, lalu menyerang mereka di sana. Operasi pengeboman yang brutal telah dilancarkan, menargetkan wilayah Khan Yunis, Deir al-Balah, serta pusat dan selatan Gaza," ujarnya.
Al-Deek menegaskan bahwa mereka telah memberikan peringatan mengenai dampak serangan yang meluas ke wilayah pusat dan selatan, yang dianggapnya sebagai tindakan yang akan menghasilkan lebih banyak kejahatan perang dan pembantaian.
Sumber : Associated Press / Jerusalem Post
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.