Pemadaman ini juga sebagian besar memutus Gaza dari dunia luar, membuat situasi lebih sulit bagi media internasional untuk meliput kejadian di lapangan.
Beberapa berhasil menjaga komunikasi menggunakan telepon satelit atau kartu SIM yang terhubung ke jaringan Israel atau Mesir.
Sementara itu gempuran Israel mengintai wilayah Gaza Selatan. Pasukan Israel menjatuhkan selebaran pada Kamis (16/11), memberi tahu warga Palestina di wilayah timur Khan Younis untuk mengungsi, dan menyatakan bahwa siapa pun di sekitar militan atau posisi mereka "mengancam nyawa diri sendiri."
Selebaran serupa dijatuhkan di utara Gaza selama berminggu-minggu sebelum invasi darat.
Dua wartawan yang tinggal di timur Khan Younis memastikan sudah melihat selebaran tersebut. Warga lain berbagi gambar selebaran tersebut di media sosial. Militer Israel menolak untuk memberikan komentar.
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant Rabu (15/11) mengatakan operasi darat pada akhirnya "akan mencakup baik utara maupun selatan. Kami akan menyerang Hamas di mana pun mereka berada."
Meskipun Israel memberi isyarat akan serangan yang lebih luas, mereka belum mengemukakan rencana jangka panjang, selain mengatakan akan mempertahankan kendali keamanan atas Gaza untuk waktu yang tidak ditentukan.
Adapun Amerika Serikat (AS) mendesak Israel untuk tidak menduduki Gaza. Pemerintah AS mengklaim mereka mendukung berdirinya negara Palestina yang akhirnya mencakup Gaza dan Tepi Barat yang diduduki Israel, aspirasi yang juga lama diidamkan oleh Palestina.
Pemerintah Israel secara tegas menentang kemerdekaan Palestina bahkan sebelum perang ini.
Militer Israel mengatakan saat ini mereka mengonsolidasikan kendali atas Gaza utara, termasuk merebut dan merobohkan bangunan pemerintah.
Video yang dirilis oleh militer Israel pada Kamis kemarin menunjukkan tentara bergerak antara bangunan yang rusak parah melalui lubang yang diledakkan pada dinding mereka.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.