PARIS, KOMPAS.TV - Indonesia meraih keberhasilan signifikan dengan terpilih sebagai anggota Dewan Eksekutif UNESCO untuk periode 2023-2027. Pemilihan ini berlangsung dalam Konferensi Umum UNESCO ke-42 di markas besar UNESCO di Paris, Prancis, Rabu (15/11/2023).
Dalam sambutannya, Duta Besar Republik Indonesia untuk Prancis, Andorra, Monako, Mohamad Oemar, yang juga merupakan Delegasi Tetap RI untuk UNESCO, menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan yang kuat dari negara-negara anggota UNESCO.
"Indonesia berkomitmen untuk berperan aktif dan berkolaborasi dengan negara-negara anggota lainnya guna memastikan kemajuan dan keberlanjutan di berbagai bidang fokus UNESCO," ujar Dubes Oemar. Misi UNESCO, yang diakui Indonesia sebagai tonggak berharga dalam mendorong perdamaian global dan kesejahteraan umat manusia, menjadi fokus utama.
"Kami sangat menghargai prinsip-prinsip pluralisme, multilateralisme, dan kerja sama internasional; kunci keberhasilan dalam mengatasi tantangan global dan meraih tujuan Agenda Pembangunan Berkelanjutan di seluruh area kompetensi yang menjadi mandat UNESCO."
Sebagai anggota Dewan Eksekutif, peran Indonesia krusial, akan berpartisipasi aktif dalam perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan strategis program-program dan kebijakan UNESCO.
Dewan Eksekutif juga memiliki tanggung jawab penting dalam mengawasi pelaksanaan program-program UNESCO dan memastikan penggunaan anggaran organisasi berjalan efisien dan efektif sesuai kebijakan yang telah ditetapkan. Selain itu, Dewan Eksekutif bertanggung jawab atas implementasi kebijakan yang disetujui oleh seluruh negara anggota UNESCO.
Baca Juga: Amerika Serikat Resmi Kembali Menjadi Anggota UNESCO, Berupaya Tandingi Meningkatnya Pengaruh China
Peran yang sangat beragam ini menjadikan Dewan Eksekutif sebagai motor penggerak dalam mencapai tujuan dan visi UNESCO untuk membangun perdamaian melalui kerjasama internasional di bidang pendidikan, ilmu pengetahuan, kebudayaan, serta komunikasi dan informasi. Keberlanjutan peran Indonesia di dalamnya menunjukkan komitmen kuat untuk memimpin inisiatif global demi perubahan positif.
UNESCO kini menjadi ajang pertarungan perebutan pengaruh dunia, terutama antara Amerika Serikat dan China, karena UNESCO salah satunya menjadi tempat menyusun dan membakukan kode etik Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence.
Amerika Serikat tahun 2023 kembali menjadi anggota UNESCO setelah mundur pada masa pemerintahan Donald Trump. Kebijakan kursi kosong yang sebelumnya diterapkan oleh Amerika Serikat (AS) di UNESCO dianggap memberikan manfaat besar bagi Beijing. Sebagai kontributor keuangan terbesar kedua, China menjadi pendukung utama UNESCO dalam beberapa tahun terakhir.
UNESCO tidak hanya terkait dengan pemilihan situs warisan dunia, tetapi juga dengan program-program pendidikan, rekonstruksi Mosul di Irak, pembelaan kebebasan pers, dan pertukaran ilmiah.
Secara khusus, UNESCO bekerja menyusun dan mengadopsi kode etik untuk kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence, topik yang sangat aktual saat ini. AS tidak mampu untuk absen dari tempat di mana standar ditetapkan, terutama jika China berada di sana.
Selain Indonesia, negara-negara Asia-Pasifik lain yang terpilih sebagai anggota Dewan Eksekutif untuk periode yang sama adalah Pakistan, Bangladesh, Sri Lanka, Korea Selatan, dan Australia.
Baca Juga: Khawatirkan Pengaruh China di Sektor Artificial Intelligence, AS Kembali Gabung ke UNESCO
Dalam persaingan ketat di Kelompok Regional IV, Indonesia bersaing dengan delapan negara lain di kawasan Asia Pasifik untuk merebut enam kursi yang tersedia.
Negara-negara yang turut bersaing termasuk Afghanistan, Australia, Bangladesh, Iran, Kyrgistan, Pakistan, Korea, dan Sri Lanka. Indonesia berhasil memperoleh dukungan suara dari 154 negara, menempatkannya pada posisi tertinggi kedua di Kelompok IV.
Dari total 188 negara anggota UNESCO yang hadir, hanya 181 negara yang memenuhi syarat untuk memberikan suara.
Terpilihnya Indonesia sebagai anggota Dewan Eksekutif UNESCO untuk kedelapan kalinya sejak bergabung pada tahun 1950 mencerminkan pengakuan dunia terhadap kontribusi besar Indonesia dalam memajukan isu kebudayaan, pendidikan, ilmu pengetahuan, serta komunikasi dan informasi di tingkat global.
Sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia dan salah satu yang paling beragam, komitmen Indonesia untuk memajukan perdamaian dan pembangunan berkelanjutan di seluruh dunia mencerminkan sikap proaktif yang berpusat pada persatuan, saling menghormati, dan harmoni. Keberlanjutan komitmen ini menjadi kunci penting dalam kontribusi Indonesia untuk mencapai tujuan-tujuan bersama dalam kerangka UNESCO.
Dewan Eksekutif, sebagai salah satu dari dua badan pemerintahan terpenting UNESCO setelah Konferensi Umum, terdiri dari 58 negara anggota dari enam Kelompok Regional yang bertindak di bawah wewenang Konferensi Umum UNESCO.
Untuk periode 2023-2027, komposisi anggota Dewan Eksekutif yang terpilih dari masing-masing kelompok regional adalah sebagai berikut:
Sumber : Kemlu RI / Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.