Namun, mengingat kondisi pasien evakuasi dikhawatirkan tidak mungkin dilakukan.
Pada Minggu (12/11), Kantor Regional Badan Kesehatan Dunia (WHO) di Mediterania Timur mengaku tidak bisa melakukan kontak dengan staf Rumah Sakit Al-Shifa.
WHO juga menyebut terdapat warga yang ditembak mati saat berusaha mengungsi dari rumah sakit seperti perintah Israel.
"Terdapat laporan-laporan bahwa sebagian orang yang pergi dari rumah sakit ditembaki, terluka, dan bahkan terbunuh," demikian keterangan pihak WHO.
"Selama 48 jam terkini, Rumah Sakit Al-Shifa, fasilitas medis terbesar di Gaza, dilaporkan diserang berkali-kali, menimbulkan sejumlah orang tewas dan banyak lain terluka," lanjut keterangan tersebut.
Sebelum putus kontak, Abu Salmiya melaporkan bahwa rumah sakit dikepung tank dan orang-orang yang bergerak di lingkungan rumah sakit ditembaki sniper Israel.
Abu Salamiya pun mendesak komunitas internasional bertindak menghentikan serangan Israel.
"Kami berkata kepada dunia bahwa rumah sakit dilindungi hukum humaniter internasional dan Konvensi Jenewa Keempat. Saya tidak bisa membayangkan bahwa pada abad 21 ada rumah sakit-rumah sakit yang dibom, diancam, dan pasien-pasien dievakuasi," kata Abu Salamiya.
"Kami tidak bisa mengevakuasi Rumah Sakit Al-Shifa, ada lebih dari 60 pasien yang berada di ICU, lebih dari 50 anak di bangsal neonatal dan departemen pediatrik, dan ada lebih dari 500 pasien di departemen dialisis," lanjutnya.
Sementara itu, juru bicara militer Israel, Jonathan Conricus mengklaim pihaknya sedang "bekerja sama" dengan Rumah Sakit Al-Shifa untuk mengevakuasi para pasien.
Conricus menuduh terdapat terowongan Hamas di bawah rumah sakit sehingga diserang Israel.
Baca Juga: PM Israel Tak Ingin Gaza Dikuasai Otoritas Palestina, Tolak Seruan Gencatan Senjata
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.