Fasilitas perawatan kesehatan terbesar di wilayah tersebut, Rumah Sakit Al-Shifa, yang dijadikan tempat perlindungan oleh ribuan warga yang terluka dan warga sipil, juga menjadi sasaran oleh tentara Israel.
Israel dituduh melakukan kejahatan perang karena melakukan serangan militer yang secara langsung mengenai warga sipil dan infrastruktur sipil di Jalur Gaza, serta melakukan blokade yang memutuskan pasokan makanan, air, listrik, bahan bakar, dan obat-obatan yang sangat penting.
Menurut Konvensi Jenewa 1949, "Rumah sakit sipil yang diorganisir untuk memberikan perawatan kepada mereka yang luka-luka akibat konflik dan orang sakit, orang yang tidak sehat, dan kehamilan, dalam keadaan apa pun tidak boleh menjadi sasaran serangan tetapi harus selalu dihormati dan dilindungi oleh pihak yang bertikai."
Dalam serangan lintas perbatasan yang terus berlangsung sejak 8 Oktober antara tentara Israel dan Hizbullah, 61 anggota kelompok Lebanon dan empat tentara Israel telah tewas.
Menurut pihak Israel, 30 tentara telah tewas dalam bentrokan di Gaza sejak 31 Oktober, sementara Brigade Al-Qassam, sayap bersenjata kelompok perlawanan Palestina Hamas yang berbasis di Gaza, menahan 242 sandera Israel.
Baca Juga: Tepat Sebulan Gempuran Israel ke Gaza, Korban Tewas Lampaui 10.000 Orang, UEA Bikin RS Darurat
Sejak dimulainya perang Rusia-Ukraina, para pemimpin Barat berulang kali mengutuk dan memberlakukan sanksi terhadap Moskow atas pembunuhan warga sipil yang dianggap sembrono, namun mereka tampak mengabaikan serangan Israel di Jalur Gaza yang juga membunuh bahkan ribuan kematian warga sipil.
Sebaliknya, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden secara eksplisit menyatakan dukungan terhadap Israel dalam pernyataan pada tanggal 10 Oktober.
Dalam pernyataan kontras yang mencolok, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dalam sebuah unjuk rasa pro-Palestina yang masif pada tanggal 28 Oktober di Istanbul, menyatakan mereka yang "menangis dengan air mata buaya" atas kematian warga sipil di perang Rusia-Ukraina, diam-diam menyaksikan kematian ribuan anak tak bersalah di Gaza.
Dalam pidato tersebut, Erdogan mengatakan, "Kalian menangisi mereka yang meninggal di Ukraina. Bagaimana dengan anak-anak ini yang meninggal di Gaza? Mengapa kalian tidak mengucapkan sepatah kata pun tentang mereka?!"
Sumber : Anadolu
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.