ANKARA, KOMPAS.TV - Serangan Israel membunuh seorang anak Palestina setiap 10 menit selama sebulan terakhir di Gaza, kata Badan Bantuan Pengungsi Palestina Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) UNRWA, Senin, (6/11/2023).
"Secara rata-rata, seorang anak tewas dan dua terluka setiap 10 menit selama perang," kata UNRWA dalam pernyataan yang dipublikasikan di X.
"Melindungi warga sipil dalam konflik bukanlah sekadar aspirasi atau cita-cita; itu adalah kewajiban dan komitmen terhadap kemanusiaan kita bersama," tambah pernyataan UNRWA.
UNRWA adalah badan PBB utama yang beroperasi di Gaza, di mana sekolah-sekolahnya saat ini menjadi tempat tinggal bagi sekitar 670.000 warga Palestina yang mengungsi akibat serangan Israel yang tiada henti.
Per Selasa (7/11/2023), 93 staf UNRWA kehilangan nyawa sejak serangan dimulai. Sebanyak 5 staf UNRWA tewas dalam 24 jam terakhir.
Israel melancarkan serangan udara dan darat ke Jalur Gaza setelah serangan lintas batas oleh kelompok perlawanan Palestina, Hamas, pada 7 Oktober lalu.
Baca Juga: Kemlu Bantah Tuduhan Israel Soal Rumah Sakit Indonesia di Gaza Dibangun di Atas Terowongan Hamas
Serangan Israel di Jalur Gaza membunuh setidaknya 10.022 warga Palestina, termasuk 4.104 anak-anak dan 2.641 perempuan. Menurut data resmi, jumlah kematian Israel hampir mencapai 1.600 jiwa.
Selain jumlah korban yang tinggi dan pengungsian besar-besaran akibat pengepungan Israel di wilayah tersebut, pasokan bahan pokok, listrik, bahan bakar dan air bersih juga semakin menipis bagi 2,3 juta penduduk Gaza yang dikepung total dan dibombardir Israel.
Di New York, Senin (6/11), Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan, Gaza kini sudah menjadi "kuburan bagi anak-anak" akibat serangan militer tanpa pandang bulu dari Israel.
"Perlindungan terhadap warga sipil harus menjadi yang utama," kata Guterres.
"Kita harus segera mencari jalan keluar dari kebuntuan yang mengerikan ini," ujarnya, dan kembali menyerukan gencatan senjata kemanusiaan segera.
Israel tidak peduli dengan tuntutan internasional yang semakin besar untuk gencatan senjata, dan mengatakan sandera yang diambil oleh kelompok militan Hamas selama serangan mereka di selatan Israel pada 7 Oktober harus dilepaskan terlebih dahulu.
Para pemimpin PBB menuntut perang harus dihentikan sekarang.
Sumber : Anadolu / UNRWA
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.