Baca Juga: Peringatan Bank Dunia: Perekonomian Dunia 2023 Berisiko Resesi, Proyeksi Pertumbuhan Dunia 1,7%
Indermit Gill, ekonom kepala Bank Dunia, menyatakan serangan Rusia ke Ukraina mengganggu ekonomi global "yang masih berlanjut hingga saat ini."
"Jika konflik ini meningkat, ekonomi global akan menghadapi guncangan energi ganda untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade, bukan hanya dari perang di Ukraina tetapi juga dari Timur Tengah," kata Gill.
Ayhan Kose dari Bank Dunia mengatakan kenaikan harga minyak akan mengakibatkan kenaikan harga makanan.
"Jika guncangan harga minyak yang parah benar-benar terjadi, itu akan mendorong inflasi harga makanan yang saat ini saja sudah tinggi di banyak negara berkembang, sebagai akibat dari serangan Rusia di Ukraina," ujar Kose.
"Eskalasi konflik terbaru akan memperburuk ketidakamanan pangan, tidak hanya dalam wilayah tersebut tetapi juga di seluruh dunia," imbuhnya.
Secara keseluruhan, harga minyak sudah naik sekitar 6 persen sejak awal konflik dimulai. Emas yang cenderung naik selama periode konflik, juga melonjak sekitar 8 persen, menurut Bank Dunia.
Meskipun demikian, beberapa analis skeptis Amerika Serikat akan mengalami kekurangan minyak yang masif, mengingat produksi minyak AS saat ini berada pada tingkat tertinggi sepanjang sejarah.
Direktur Eksekutif Badan Energi Internasional Fatih Birol mengatakan antara serangan Rusia dan kekerasan terbaru antara Israel dan Hamas di Gaza, "tak ada yang bisa meyakinkan saya bahwa minyak dan gas adalah pilihan energi yang aman dan pasti bagi negara-negara atau konsumen."
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.