YERUSALEM, KOMPAS.TV - Di bawah tanah Gaza, yang menanti pasukan darat Israel adalah jaringan terowongan mematikan Hamas, membentang ratusan kilometer dengan kedalaman hingga 80 meter. Salah satu mantan sandera menyebutnya sebagai "sarang laba-laba," sementara para ahli menyebutnya sebagai "sebuah terowongan yang melebihi kehebatan Viet Cong sepuluh kali lipat."
Kelompok Islam Palestina, Hamas, punya berbagai jenis terowongan yang menjalari jalur pantai seluas 360 km persegi dan perbatasannya. Terowongan ini mencakup terowongan serangan, penyelundupan, penyimpanan, dan terowongan operasional, seperti laporan Arab News, Jumat, (27/10/2023).
Sumber-sumber dari Barat dan Timur Tengah yang akrab dengan masalah ini mengungkapkan Amerika Serikat percaya pasukan khusus Israel akan menghadapi tantangan luar biasa karena mereka harus melawan kelompok Hamas sambil berusaha menghindari membunuh sandera yang ditahan di bawah tanah.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin, mencatat pertempuran sembilan bulan Irak untuk merebut kembali kota Mosul dari ISIS mungkin terasa lebih mudah dibandingkan dengan apa yang akan dihadapi oleh pasukan Israel. Diperkirakan akan ada banyak perangkat peledak improvisasi, banyak ranjau, dan aktivitas yang sangat melelahkan.
Meskipun Israel berinvestasi besar dalam pendeteksian terowongan, termasuk penghalang bawah tanah yang dilengkapi sensor yang mereka sebut sebagai "dinding besi," Hamas masih diyakini punya terowongan yang masih berfungsi ke dunia luar.
Setelah putaran terakhir konflik pada tahun 2021, pemimpin Hamas di Gaza, Yehya Al-Sinwar, menyatakan: "Mereka mulai mengatakan mereka menghancurkan 100 km terowangan Hamas. Saya katakan kepada Anda, terowongan yang kami miliki di Jalur Gaza melebihi 500 km. Bahkan jika narasinya benar, mereka hanya menghancurkan 20 persen dari terowongan."
Meskipun belum ada konfirmasi terkait pernyataan tersebut, perkiraan ratusan kilometer terowongan diterima luas oleh para analis keamanan, meskipun Jalur Gaza yang dikepung hanya sepanjang 40 km.
Dengan Israel mengendalikan penuh akses udara dan laut ke Gaza serta 59 km dari 72 km perbatasannya di daratan, dengan Mesir terletak 13 km di selatan, terowongan memberikan salah satu cara bagi Hamas untuk membawa senjata, peralatan, dan orang.
Walaupun Hamas dan kelompok Palestina lainnya merahasiakan jaringan terowongan mereka, seorang mantan sandera Israel yang baru saja dibebaskan, Yocheved Lifshitz yang berusia 85 tahun, menggambarkan terowongan tersebut sebagai "sarang laba-laba," dengan banyak terowongan yang berjalan berkilometer-kilometer di bawah tanah.
Baca Juga: Sidang Majelis Umum, Menlu Retno Desak PBB Selidiki Agresi Israel ke Gaza
Hamas percaya terowongan adalah cara untuk memotong beberapa keunggulan Israel dengan memaksa pasukan Israel untuk bergerak di bawah tanah dalam ruang yang sempit yang sudah dikenal oleh pejuang Hamas.
Seorang juru bicara militer Israel mengatakan pada hari Kamis: "Saya tidak akan memberikan rincian tentang jumlah kilometer terowongan, namun angkanya tinggi dan terowongan tersebut dibangun di bawah sekolah dan area pemukiman."
Dalam upayanya untuk mendesak Dewan Keamanan PBB untuk campur tangan, Presiden Palestina Mahmoud Abbas meminta penghentian segera terhadap "agresi" di Gaza dan melangkah menuju "solusi politik daripada solusi militer dan keamanan."
Sumber keamanan Israel mengatakan pengeboman udara besar-besaran Israel hampir tidak menyebabkan kerusakan pada infrastruktur terowongan. Komando laut Hamas bahkan mampu meluncurkan serangan lewat laut yang mengincar komunitas pantai di sekitar Gaza pekan ini.
Amir Avivi, mantan brigadir jenderal yang pernah menjabat sebagai wakil komandan divisi Gaza, bertugas menangani terowongan, mengungkapkan, "Ada sebuah kota yang tersebar di seluruh Gaza dengan kedalaman 40-50 meter. Terdapat bunker, markas besar, dan tempat penyimpanan. Tentu saja, semuanya terhubung dengan lebih dari seribu posisi peluncuran roket."
Sumber lain memperkirakan kedalaman hingga 80 meter.
Seorang sumber keamanan dari Barat mengatakan, "Mereka berjalan berkilometer-kilometer. Mereka terbuat dari beton dan sangat baik. Bayangkan Viet Cong kali sepuluh. Mereka punya waktu bertahun-tahun dan banyak uang untuk bekerja."
Sumber keamanan lain, dari salah satu negara tetangga Israel, mengatakan terowongan Hamas dari Mesir tetap aktif, "Rantai pasokan masih utuh hingga saat ini. Jaringan yang terlibat dalam memfasilitasi koordinasi melibatkan beberapa perwira militer Mesir. Belum jelas apakah angkatan bersenjata Mesir mengetahuinya," kata sumber tersebut.
Sejumlah terowongan penyelundupan yang lebih sempit dan dalam masih beroperasi hingga belum lama ini antara Mesir dan Gaza, menurut dua sumber keamanan dan seorang pedagang di kota Mesir, El Arish. Namun, operasinya melambat hampir berhenti sejak perang Israel-Hamas dimulai.
Baca Juga: Iran Ancam Tak akan Ampuni AS jika Serangan Israel ke Gaza Tak Dihentikan
Pejabat Mesir tidak segera memberikan tanggapan terhadap permintaan komentar. Pada hari Rabu, Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi mengatakan saat menginspeksi unit-unit militer di Suez, peran militer adalah untuk menjaga perbatasan Mesir.
Hamas didirikan di Gaza pada tahun 1987 dan diyakini mulai menggali terowongan pada pertengahan tahun 1990-an, ketika Israel memberikan otonomi sebagian kepada Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) yang dipimpin Yasser Arafat di Gaza.
Jaringan terowongan adalah alasan utama mengapa Hamas lebih kuat di Gaza daripada di Tepi Barat yang diduduki oleh Israel, di mana pemukiman Israel, pangkalan militer, dan alat pemantauan membuat lebih sulit untuk mendapatkan barang dari Yordania.
Penggalian terowongan semakin mudah pada tahun 2005 ketika Israel menarik tentaranya dan pemukimnya dari Gaza, dan ketika Hamas memenangkan pemilihan pada tahun 2006.
Tak lama setelah itu, sayap militer Hamas, Brigade Izz el-Deen Al-Qassam, menangkap Gilad Shalit dan membunuh dua tentara Israel lainnya setelah menggali terowongan sepanjang 600 meter untuk menyerang basis Kerem Shalom di perbatasan Gaza.
Setahun kemudian, Hamas menggunakan terowongan di Gaza untuk meluncurkan serangan militer terhadap pasukan pemimpin PLO yang menggantikan Arafat, yaitu Mahmoud Abbas.
Walaupun terowongan militer tetap tertutup untuk mata luar, selama era itu penyelundup di Gaza akan memamerkan terowongan komersial mereka yang hampir tidak terlihat di bawah perbatasan Rafah.
Terowongan ini punya lebar sekitar satu meter dan menggunakan motor angkat untuk mengangkut barang-barang sepanjang lantai berpasir dalam drum bensin yang digali.
Salah seorang operator terowongan Rafah, Abu Qusay, mengatakan terowongan setengah mil jaraknya memerlukan tiga hingga enam bulan untuk digali dan bisa menghasilkan keuntungan hingga $100.000 sehari. Barang yang paling menguntungkan adalah peluru, yang dibeli seharga $1 per butir di Mesir dan dijual lebih dari $6 di Gaza. Senapan Kalashnikov, katanya, berharga $800 di Mesir dan dijual dua kali lipat dari itu.
Baca Juga: Pemimpin Hizbullah Bertemu dengan Hamas dan Jihad Islam, Sepakati Langkah Selanjutnya Hadapi Israel
Pada tahun 2007, milisi Hamas diduga membawa komandannya, Mohammed Deif, ke dalam Gaza melalui terowongan dari Mesir. Deif adalah dalang di balik serangan mematikan Hamas pada 7 Oktober ke Israel, yang menewaskan 1.400 orang dan sandera diambil.
Profesor Joel Roskin, seorang geomorfolog dan geolog di Universitas Bar-Ilan Israel, mengatakan sulit untuk memetakan jaringan terowongan secara akurat dari permukaan atau luar angkasa. Ia menambahkan diperlukan informasi yang sangat rahasia untuk pemetaan 3D dan visualisasi gambar.
Di antara unit elit yang ditugaskan untuk menjelajahi terowongan adalah Yahalom, komando khusus dari Korps Teknik Tempur Israel yang dikenal sebagai "cekelat," yang mengkhususkan diri dalam menemukan, membersihkan, dan menghancurkan terowongan.
Pekan ini, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengunjungi para pejuang Yahalom, mengatakan kepada mereka: "Saya bergantung pada kalian, rakyat Israel bergantung pada kalian."
Sumber-sumber Israel mengatakan apa yang menanti mereka adalah lawan yang tangguh dan mereka akan menghadapi musuh yang sudah berkumpul kembali dan belajar dari operasi Israel sebelumnya pada tahun 2014 dan 2021.
"Sekitar akan ada banyak perangkap ranjau. Mereka punya senjata termobarik yang tidak mereka miliki pada tahun 2021, yang lebih mematikan. Dan saya percaya mereka mengakuisisi banyak sistem senjata anti-tank yang akan mencoba mengenai kendaraan lapis baja personel kami, tank," kata Amnon Sofrin, mantan brigadir jenderal dan mantan komandan Direktorat Intelijen Tempur Israel.
Sofrin, yang juga sebelumnya menjadi kepala direktorat intelijen di agen mata-mata Mossad Israel, mengatakan Hamas juga akan berusaha menculik tentara.
Daphne Richemond-Barak, seorang profesor di Universitas Reichman Israel dan penulis buku Perang Bawah Tanah, mengatakan konflik di Suriah dan Irak mengubah situasi.
"Yang kemungkinan akan dihadapi oleh IDF (militer Israel) di dalam terowongan adalah semua pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh oleh kelompok seperti ISIS dan disampaikan kepada Hamas."
Sumber : Arab News
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.