Selanjutnya, ia menghilang dari pandangan publik, dan ia melewatkan beberapa pertemuan dengan rekan-rekan asing, termasuk dengan pemimpin militer Vietnam dan Singapura.
Profesor Asosiasi Alfred Wu dari Lee Kuan Yew School of Public Policy di Singapura mengatakan kasus Jendral Li, yang berkaitan dengan korupsi, tampaknya lebih jelas dibandingkan dengan kasus Qin.
Tidak ada alasan resmi yang diungkapkan dalam pencopotan Qin dari jabatan Menteri Luar Negeri pada bulan Juli. Namun, laporan selanjutnya menunjukkan hal itu berkaitan dengan dugaan hubungan gelapnya dengan seorang reporter Hong Kong saat ia menjabat sebagai duta besar China di AS.
Baca Juga: Jawab Singkat Jokowi Tanggapi Hilangnya Menlu China Qin Gang Kini Digantikan Wang Yi
Pencopotan gelar Menteri Qin tidak harus berarti penyelidikan terhadapnya sudah mendekati selesai, kata Prof Wu.
"Komite disiplin biasanya punya ritme mereka sendiri, dan mereka perlu mengikuti petunjuk pimpinan tertinggi. Tetapi jelas Qin Gang tidak bisa kembali ke sektor publik."
Pengamat menunggu untuk melihat siapa yang akan menjadi wajah publik PLA di Forum Xiangshan, di mana perwakilan dari lebih dari 90 negara dan organisasi internasional dijadwalkan akan hadir, termasuk delegasi dari Amerika Serikat.
Profesor Steve Tsang dari SOAS China Institute, University of London, mengatakan bahwa baik Qin maupun Jendral Li bukanlah pembuat kebijakan kunci untuk Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pertahanan, masing-masing.
"Menteri China sebenarnya adalah kepala pelaksana, bukan CEO," katanya.
Tentang dampak pencopotan Jenderal Li terhadap upaya China untuk memodernisasi militer, Prof Tsang mengatakan Presiden Xi Jinping yang menentukan dalam semua urusan kebijakan besar, termasuk modernisasi militer.
"Ini tidak berubah."
Sumber : Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.