WASHINGTON, KOMPAS.TV - Di tengah Kongres yang bermasalah, Presiden Joe Biden menyambut pemimpin Uni Eropa ke Gedung Putih hari Jumat, (20/10/2023) dengan janji AS masih mampu memberikan bantuan senilai puluhan miliar dolar kepada Ukraina dan Israel yang tengah berperang.
Biden menyambut Presiden Dewan Eropa, Charles Michel, dan Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, dengan menggarisbawahi persatuan mereka.
"Kita berdiri bersama untuk mendukung rakyat Ukraina, dan kita bersatu untuk mengatasi tantangan ekonomi," kata Biden. Ia juga menyatakan para pemimpin bersatu untuk mendukung Israel setelah serangan Hamas dan menetapkan standar dalam perdagangan dengan China, seperti laporan Associated Press, Sabtu, (21/10/2023).
Pertemuan di Ruang Kabinet Gedung Putih ini terjadi pada saat kekacauan politik di Amerika Serikat bisa semakin mengganggu dunia yang menurut pandangan AS dan Barat semakin kacau.
Banyak prioritas bersama Biden dengan Uni Eropa bergantung pada pengesahan anggaran oleh Kongres, sebuah tugas sulit mengingat bahwa Kongres belum punya ketua terpilih, dan perbedaan dengan beberapa anggota Partai Republik terkait bantuan untuk Ukraina bisa memaksa penutupan pemerintah federal pada bulan November.
Selain membahas upaya Ukraina untuk menolak Rusia dan dampak serangan Hamas di Israel, pemimpin-pemimpin AS dan Uni Eropa juga mencari cara mengatasi perubahan iklim, persaingan ekonomi dengan China, serta masalah perdagangan dan perpajakan.
Baca Juga: Biden Ingin Dunia Tak Lupakan Solusi Dua Negara, tapi Bela Diri Kenapa Tetap Mendukung Israel
Sehari sebelum pertemuan dengan Biden, Presiden Dewan Eropa, Michel, menyatakan optimisme bahwa presiden AS dapat memenuhi janjinya untuk membantu memberikan dukungan militer dan finansial kepada Ukraina.
"Saya sangat yakin dan juga bersyukur atas kepemimpinan pribadi Joe Biden," kata Michel. "Dia akan melakukan segala yang dia bisa untuk memastikan dukungan ini akan terlaksana."
Presiden AS membangun hubungan pribadi dengan Michel dan von der Leyen, yang sering menyebut Biden "Joe yang terkasih."
Baik Uni Eropa maupun AS bangga dengan dedikasi mereka terhadap apa yang mereka sebut sebagai prinsip-prinsip demokrasi, menjadi sumber persatuan saat mereka menghadapi perang Rusia di Ukraina dan perang antara Israel dan Hamas. Mereka memandang dukungan kepada Israel sebagai cerminan dari nilai-nilai demokrasi yang mereka bagi, dan menekankan pentingnya mengikuti hukum internasional dalam operasi militer.
Namun, kenyataan dalam demokrasi adalah kesepakatan kebijakan luar negeri bisa berubah seiring hasil pemilihan umum dan kepentingan bersaing di dalam negeri bisa mengalahkan diplomasi. Kedua mitra ini masih memiliki perbedaan yang harus diselaraskan dalam perdagangan, masalah ekonomi, dan insentif untuk beralih ke sumber energi terbarukan.
AS dan Uni Eropa masih perlu menyelesaikan kesepakatan tentang produksi baja dan aluminium yang ramah lingkungan untuk menghindari tarif yang diberlakukan selama masa pemerintahan Donald Trump.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.