Ratusan warga Palestina mengungsi di al-Ahli dan rumah sakit lain di Kota Gaza dalam beberapa hari terakhir, berharap mereka terhindar dari pemboman setelah Israel memerintahkan seluruh penduduk kota dan sekitarnya untuk mengungsi ke Jalur Gaza selatan.
Hamas menyebut serangan terhadap rumah sakit pada hari Selasa sebagai pembantaian yang mengerikan.
Juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan masih belum ada rincian mengenai kematian di rumah sakit.
“Kami akan mendapatkan rinciannya dan memberikan informasi terkini kepada publik. Saya tidak tahu apakah itu serangan udara Israel,” ujarnya seperti dikutip dari The Associated Press.
Sebagai protes atas laporan serangan tersebut, Presiden Palestina Mahmoud Abbas membatalkan partisipasinya dalam pertemuan dengan Biden, Raja Yordania Abdullah II, dan presiden Mesir yang dijadwalkan akan bertemu pada Rabu hari ini di Amman, Yordania untuk membahas perang tersebut. Otoritas Palestina pimpinan Abbas menguasai sebagian Tepi Barat.
Baca Juga: Dihantam Roket Israel, Begini Pantauan Udara Kamp Pengungsian di Gaza
Ratusan warga Palestina membanjiri jalan-jalan di kota-kota besar Tepi Barat termasuk Ramallah, pusat Otoritas Palestina, di mana para pengunjuk rasa melemparkan batu ke arah pasukan keamanan yang membalas dengan granat kejut.
Sepanjang hari Selasa, serangan udara menewaskan puluhan warga sipil dan setidaknya satu tokoh senior Hamas di bagian selatan Jalur Gaza, tempat militer Israel memerintahkan warga Palestina untuk mengungsi.
Sebelum kematian di Rumah Sakit al-Alhi, serangan Israel di Gaza menewaskan sedikitnya 2.778 orang dan melukai 9.700 orang, menurut Kementerian Kesehatan Gaza. Hampir dua pertiga dari mereka yang tewas adalah anak-anak, kata seorang pejabat kementerian. Sebanyak 1.200 orang lainnya di seluruh Gaza diyakini terkubur di bawah reruntuhan, dalam keadaan hidup atau mati.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.