"Hamas menghargai posisi Presiden Rusia Vladimir Putin terkait agresi Zionis yang sedang berlangsung terhadap rakyat kami dan fakta beliau tidak menerima blokade Jalur Gaza, penghentian bantuan kemanusiaan, dan serangan terhadap warga sipil yang tak bersenjata. Kami tegaskan, kami menyambut upaya Rusia yang gigih untuk menghentikan agresi sistematis dan brutal Zionis terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza," demikian pernyataan tersebut.
Sebelumnya, pemimpin Rusia mengatakan bahwa Israel memang telah menjadi sasaran serangan brutal Hamas, tetapi penyelesaian konflik hanya mungkin melalui pendirian Palestina merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya.
Dalam kasus operasi darat Israel di Gaza, Rusia tidak akan bisa menerima jatuhnya korban warga sipil.
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Mikhail Bogdanov, menyatakan evakuasi paksa warga Gaza adalah pelanggaran hak asasi manusia, menambahkan pertukaran serangan antara Israel dan Palestina harus dihentikan.
Seperti diberitakan Kompas.tv sebelumnya, ketegangan kembali memanas di Timur Tengah pada tanggal 7 Oktober pekan lalu ketika kelompok militan dari gerakan Palestina Hamas melakukan serangan mengejutkan ke wilayah Israel dari Jalur Gaza.
Hamas menggambarkan serangannya sebagai respons terhadap tindakan agresif pihak berwenang Israel terhadap Masjid Al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem.
Baca Juga: Apa Itu Gerakan Fatah dan Kelompok Hamas yang Ada di Palestina?
Setelah itu Israel mengumumkan blokade total Jalur Gaza sambil terus melancarkan serangan roket ke Gaza serta beberapa wilayah di Lebanon dan Suriah.
Menurut data resmi terbaru, lebih dari 1.900 warga Palestina tewas sejak terjadinya kekerasan yang terjadi kembali, sementara lebih dari 7.700 lainnya mengalami luka-luka.
Di Israel, lebih dari 1.500 orang telah kehilangan nyawa mereka dan sekitar 4.000 telah terluka dalam bentrokan, termasuk di Tepi Barat Sungai Yordan.
Adapun Militer Israel pada Sabtu (14/10) kemarin mengumumkan mereka menyiapkan serangan "terkoordinasi" di Jalur Gaza yang melibatkan kekuatan udara, darat, dan laut, seperti yang dilaporkan oleh Associated Press.
Dalam sebuah pernyataan di situs web mereka pada malam Sabtu, militer Israel mengatakan sedang mempersiapkan sejumlah rencana operatif serangan.
Israel memerintahkan sekitar setengah dari populasi Gaza untuk meninggalkan rumah mereka di Gaza Utara menjelang serangan darat yang akan jadi tanggapan Israel terhadap serangan brutal Hamas melintasi perbatasan. Israel belum mengumumkan kapan serangan akan dimulai.
Sumber : TASS / Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.