"Mereka yang melakukan eksplorasi atau aktivitas di daerah itu tidak boleh melanggar wilayah negara," kata Margono setelah upacara pembukaan latihan yang dihadiri oleh pemimpin militer ASEAN di Pulau Batam yang berdekatan dengan Singapura. "Itu telah diatur dengan jelas oleh Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut UNCLOS."
Ketika ditanya apakah ASEAN sedang mengirim pesan yang lebih kuat melawan klaim China di Laut China Selatan, Margono menjawab, "Kami memiliki sikap tegas."
Dia mengatakan kepada wartawan bahwa ASEAN sepakat mengadakan latihan militer setiap tahun. Di masa mendatang, mereka akan diperluas menjadi latihan perang penuh yang melibatkan angkatan darat, angkatan laut, dan angkatan udara, katanya.
Baca Juga: AS Berkomitmen Menegakkan Kebebasan di Laut China Selatan, Dukung Kode Etik LCS antara ASEAN-China
Indonesia dan China punya hubungan yang umumnya positif, tetapi Jakarta menyatakan keprihatinan atas apa yang dianggapnya sebagai perampasan China di zona ekonomi eksklusifnya di Laut China Selatan.
Aktivitas yang meningkat oleh kapal penjaga pantai dan kapal penangkap ikan China di wilayah tersebut telah membuat Jakarta murka, mendorong angkatan lautnya untuk melakukan latihan besar-besaran pada Juli 2020 di perairan sekitar Natuna.
Meskipun secara resmi Indonesia sebagai negara bukan pemilik klaim di Laut China Selatan, tahun 2017 Indonesia mengganti nama sebagian dari wilayah tersebut menjadi Laut Natuna Utara untuk menegaskan klaimnya bahwa wilayah tersebut, yang mencakup ladang gas alam, adalah bagian dari zona ekonomi eksklusifnya.
Demikian pula, Filipina memberi nama sebagian dari apa yang dianggapnya sebagai perairan teritorialnya sebagai Laut Filipina Barat.
Vietnam, salah satu dari empat negara ASEAN pemilik klaim di Laut China Selatan, bersuara lantang menyatakan keprihatinan atas transformasi tujuh terumbu yang diperebutkan oleh China menjadi pulau buatan, termasuk tiga dengan landasan pacu, yang sekarang mirip dengan kota kecil yang dilengkapi dengan sistem senjata.
Dua anggota ASEAN, Kamboja dan Laos, keduanya sekutu Tiongkok, telah menentang penggunaan bahasa yang keras terhadap Beijing dalam sengketa ini.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.