Kompas TV internasional kompas dunia

Musim Panas 2023 Mencatat Rekor Suhu Terpanas dalam Sejarah Catatan NASA

Kompas.tv - 15 September 2023, 15:49 WIB
musim-panas-2023-mencatat-rekor-suhu-terpanas-dalam-sejarah-catatan-nasa
Tahun 2023 Mencetak Rekor Sebagai Musim Terpanas dalam Sejarah Catatan NASA (Sumber: Freepik)
Penulis : Almarani Anantar | Editor : Iman Firdaus

Salah satu penyebab meningkatnya musim panas tahun ini adalah El Nino. Peristiwa El Nino di Pasifik sering kali berkontribusi pada tahun-tahun terpanas dalam catatan sejarah.

El Nino adalah fenomena iklim alami yang ditandai dengan suhu permukaan laut yang lebih hangat dari biasanya, dan peningkatan permukaan laut di Samudra Pasifik tropis bagian tengah dan timur.

"Perubahan suhu permukaan laut yang sangat signifikan, sebagian besar disebabkan oleh peristiwa El Nino yang kembali menjadi penyebab utama dari musim panas yang mencetak rekor ini," kata Josh Willis, seorang ilmuwan iklim dan ahli kelautan di Jet Propulsion Laboratory NASA di California Selatan

Data dan analisis ilmiah selama beberapa dekade oleh NASA, National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), serta lembaga internasional lainnya telah menunjukkan bahwa pemanasan ini sebagian besar disebabkan oleh emisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh manusia.


 

"Selain pemanasan yang berkelanjutan, gelombang panas laut yang semakin intens juga telah berlangsung selama beberapa dekade. El Nino ini membantu kita mencetak rekor suhu yang lebih tinggi," kata Willis.

Willis juga menambahkan bahwa gelombang panas yang dialami kita saat ini lebih panas, dan lebih ekstrem, sehingga manusia mengalami kesulitan dalam mengatur suhu tubuh mereka. 

Dampak El Nino di 2024

Willis dan para ilmuwan lainnya juga telah memprediksi dampak terbesar dari El Nino pada Februari, Maret, dan April 2024. El Nino biasanya dikaitkan dengan pelemahan angin timur dan perpindahan air hangat dari Pasifik barat ke pantai barat Amerika.

Fenomena ini dapat memiliki dampak yang luas, seperti membawa kondisi yang lebih sejuk dan lebih basah ke Barat Daya Amerika Serikat, serta kekeringan ke negara-negara di Pasifik barat, seperti Indonesia dan Australia.

Baca Juga: Jokowi Tegaskan Stok Beras Indonesia Aman di Tengah Fenomena El Nino, Ini Alasannya

"Pada akhirnya, perubahan iklim sudah terjadi. Hal-hal yang kami prediksi telah mulai terjadi, dan jika kita terus membuang karbon dioksida dan gas rumah kaca lainnya ke atmosfer, kondisi ini akan semakin memburuk." ungkap Gavin Schmidt, seorang ilmuwan iklim dan direktur GISS.




Sumber : NASA




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x