MOSKOW, KOMPAS.TV - Korea Utara akan menjadi negara yang beruntung jika invasi Rusia gagal di Ukraina.
Pernyataan mengejutkan tersebut diungkapkan oleh para pengamat yang menganalisis kemungkinan bakal adanya pertemuan antara Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Jika Rusia gagal menginvasi Ukraina, Putin diyakini bakal mempererat hubungan kerja sama Rusia dan Korea Utara, mengingat bekas negara Uni Soviet itu menjadi paria di dunia internasional.
Para pengamat menilai, pertemuan tersebut bisa berujung pada Korea Utara mendapatkan persenjataan yang selama dua dekade ini tak bisa mereka akses karena sanksi PBB dari Rusia.
Baca Juga: Ini Poin-poin Penting dari KTT ASEAN, Termasuk Masalah Myanmar dan Laut China Selatan
Pada Senin (4/9/2023), Majelis Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS) mengeklaim bahwa negosiasi persenjataan antara Rusia dan Korea tengah meningkat secara aktif.
Menurut mereka hal itu dikarenakan setelah memperhatikan kunjungan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu ke Pyongyang Juli lalu.
Mereka menyebut, kunjungan tersebut sebagai usaha untuk meyakinkan Pyongyang menjual amunisi persenjataan ke Moskow.
Pihak AS juga meyakini bahwa tak lama lagi bakal ada pertemuan antara Putin dan Kim Jong-un.
“Pertemuan itu akan menjadi perkembangan yang sangat signifikan jika dilakukan,” ujar Profesor Studi Internasional di Universitas Perempuan Ewha Seoul Leif Eric-Easley dikutip dari CNN, Kamis (7/9/2023).
“Rusia memiliki teknologi militer yang Kim inginkan untuk peluncuran satelit ilegal miliknya dan program pengiriman senjata nuklir,” tambahnya.
Kim Jong-un terus meningkatkan program rudal balistiknya dalam dua tahun terakhir, meski mendapat sanksi dari PBB.
Pada periode tersebut, Kim Jong-un telah menguji lusinan rudal, termasuk rudal balistik intercontinental (ICBM) yang secara teori bisa membawa hulu ledak nuklir ke AS.
Namun, masih ada keraguan mengenai sejauh mana kemampuan negara tersebut dalam pengembangan senjatanya.
“Para pengamat Amerika dan pakar dari negara-negara lain masih memperdebatkan muatan nuklir yang dapat dibawa ICBM Korea Utara, dan masih belum jelas apakah ICBM memiliki kemampuan untuk bertahan,” bunyi laporan Dewan Hubungan Luar Negeri AS pada Juni 2022.
Jika Kim bisa mendapatkan tekonologi Rusia, akan menjadi sebuah penambahan penting bagi program nuklirnya.
Baca Juga: Militan Serang Kapal di Mali dan Tewaskan 49 Warga Sipil, Tiga Hari Berkabung Nasional
Namun, hal itu juga bisa menjadi kekhawatiran besar bagi para pemimpin di Barat.
Peneliti Institusi Anlisis Pertahanan Korea Doo Jon-ho mengatakan, Rusia mampu menyiapkan berbagai hal untuk daftar keinginan Korea Utara.
Hal itu antara lain teknologi canggih terbaru, meningkatkan kemampuan peluncuran dari rudal balistik yang diluncurkan kapal selam, serta kemampuan satelit pengintaian, dan bahkan bisa menolong dalam hal peluncuran satelit.
Korea Utara telah mencoba meluncurkan dua satelit pada tahun ini, yang dua-duanya berakhir dalam kegagalan.
Sumber : CNN
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.