Akan tetapi, belum jelas berapa kombatan yang menyetujui tawaran ini. Laporan-laporan media sebatas menyebut jumlahnya mencapai ribuan.
Pemerintahan Putin juga diperkirakan akan kesulitan menggantikan pengaruh yang ditancapkan Prigozhin di Afrika. Bos Wagner itu dinilai telah membina koneksi-koneksi dalam di Afrika, khususnya di Niger, Mali, dan Republik Afrika Tengah.
Kuatnya pengaruh Wagner Group di Afrika pun seiring dengan upaya Rusia mencari sekutu baru di benua tersebut. Afrika penting bagi Rusia, secara ekonomi ataupun politik, terlebih setelah pengucilan Barat pasca-perang Ukraina.
Pengamat Wagner dari All Eyes on Wagner, Lou Osborn menduga Rusia akan mencoba menaruh kelompok bersenjata lain untuk menggantikan peran Wagner Group di Afrika.
"Mereka (Wagner) punya reputasi bagus, yang mana dapat digunakan untuk mengiklankan kelompok Rusia lain. Tidak mengejutkan jika sebuah organisasi baru akan menggantikan mereka (di Afrika)," kata Osborn dikutip Associated Press.
Ia juga menyebut bahwa setidaknya dua organisasi kontraktor militer Rusia lain, yakni Redut dan Convoy telah menyampaikan keinginan untuk berbisnis di Afrika.
Meskipun demikian, Rusia diperkirakan tetap menemui tantangan tersendiri mempertahankan pengaruh di Afrika pasca-kematian Prigozhin. Eks penulis pidato Vladimir Putin, Abbas Gallyamov menyebut sang Presiden kemungkinan membiarkan Prigozhin beraktivitas usai pemberontakan karena Kremlin masih harus menemukan sosok yang tepat untuk menggantikannya.
"Butuh waktu untuk membuat saluran-saluran baru, mekanisme kontrol baru atas proyek-proyek yang ada," kata Gallyamov.
"Dan faktanya, mereka belum berhasil melakukannya. Mungkin juga bahwa mereka gagal dan Kremlin mungkin kehilangan sebagian proyek (di Afrika)," lanjutnya.
Baca Juga: Profil Bos Wagner Yevgeny Prigozhin yang Diduga Tewas, Pernah Jual Hot Dog hingga Dipenjara
Sumber : Kompas TV/Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.