Badan amal Kampanye untuk Mengakhiri Kesepian mengatakan, 7 persen orang dewasa di Inggris melaporkan sering atau selalu merasa kesepian.
Mereka yang berusia antara 16 dan 29 tahun dua kali lebih mungkin merasa kesepian daripada mereka yang berusia di atas 70 tahun.
Berdasarkan studi yang dilakukan Guru Besar Psikologi di Universitas Manchester, Pamela Qualter, orang-orang di negara maju seperti Inggris dan Amerika Serikat mengalami kesepian yang lebih parah.
Pemerintah Inggris sudah berbuat banyak untuk mengurangi stigma seputar kesehatan mental.
Layanan Kesehatan Nasional Inggris berulang kali mendorong rakyat untuk mempertimbangkan kondisi mental mereka.
Akan tetapi, urusan kesepian makin sulit ditangani karena orang susah mengakui dirinya kesepian. Pasalnya, tidak ada orang yang mau dianggap sebagai orang yang tidak memiliki teman atau cinta.
Baca Juga: Pegawai Pemerintah di India Pakai Helm saat Kerja, Khawatir Ketiban Langit-langit Kantor yang Rusak
Menurut Qualter, berbicara tentang kesepian bisa mendorong orang untuk lebih terbuka. Penting bagi mereka untuk tahu bukan hanya mereka saja yang kesepian, tetapi ada orang lain juga yang merasa kesepian.
”Interaksi sekecil apa pun sangat penting,” ujarnya, dilansir dari Kompas.id, Minggu (13/8/2023).
Dengan pemikiran ini, pemerintah lalu mendanai beberapa inisiatif, di antaranya melatih tenaga medis untuk mengidentifikasi orang-orang yang kesepian.
Meski begitu, Qualter mengakui, sampai sekarang belum ada bukti efektivitas intervensi apa pun.
Ia menyebut, ada beberapa hal yang membuat orang kesepian, seperti kemiskinan atau kecacatan. Kondisi tersebut juga membuat mereka menjadi sulit dijangkau.
Klub-klub remaja yang dulu menjadi tempat orang banyak berkumpul, kini banyak yang sudah tidak aktif karena pemotongan anggaran demi penghematan pemerintah.
Sumber : Kompas.id
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.