Saat Junta Militer Myanmar Berencana Pindahkan Suu Kyi ke Rumah Tahanan Gara-Gara Perkara Ini

BANGKOK, KOMPAS.TV - Junta militer Myanmar berencana untuk memindahkan pemimpin yang digulingkan dari jabatannya, Aung San Suu Kyi, dari penjara di ibu kota Naypyitaw ke tahanan rumah.

Pindahnya ini sebagai bagian dari tindakan pembebasan bagi para tahanan yang terkait dengan sebuah upacara keagamaan pekan depan, kata seorang pejabat keamanan pada hari Selasa (25/7/2023).

Meskipun belum ada konfirmasi resmi mengenai rencana tersebut, beberapa jurnalis yang bekerja untuk media yang bersahabat dengan pemerintahan militer mengatakan bahwa mereka telah mendengar informasi yang sama.

Berita tentang Suu Kyi ketat dikendalikan oleh pemerintahan militer, bahkan para pengacaranya dilarang berbicara kepada media tentang kasusnya berdasarkan perintah larangan bicara, seperti dilaporkan oleh Associated Press pada Rabu (26/7).

Suu Kyi, yang ditangkap pada 1 Februari 2021 ketika tentara merebut kekuasaan dari pemerintahan terpilihnya, telah dijatuhi hukuman total 33 tahun penjara setelah dinyatakan bersalah atas sejumlah tuduhan yang diajukan oleh pemerintahan militer, yang secara luas dianggap sebagai tuduhan palsu untuk tujuan politik.

Beberapa kasusnya masih menunggu banding akhir. Partainya, Liga Nasional untuk Demokrasi, memenangkan kemenangan telak dalam pemilihan umum tahun 2020 dan akan memulai masa jabatan keduanya selama lima tahun.

Pejabat di Naypyitaw yang mengetahui situasi Suu Kyi mengatakan kepada Associated Press bahwa pemerintahan militer akan mengumumkan pemindahan Suu Kyi dalam rangka perayaan pembaktian patung Buddha duduk raksasa baru yang telah mereka bangun, sebuah simbol pengabdian di negara mayoritas Buddha tersebut.

Upacara tersebut dijadwalkan pada Selasa (1/8) pekan depan.

Baca Juga: Krisis Myanmar Semakin Mematikan, tetapi Diplomat ASEAN Tak Kunjung Capai Kesepakatan

Pejabat tersebut, yang berbicara dengan syarat anonimitas karena risiko hukuman karena tidak berwenang untuk menyebarkan informasi, mengatakan bahwa dia tidak tahu persis di mana Suu Kyi akan dipindahkan atau kapan tepatnya.

Pejabat tersebut juga tidak dapat mengonfirmasi laporan dari layanan berbahasa Myanmar BBC bahwa Suu Kyi telah dipindahkan dari penjara ke sebuah kediaman di Naypyitaw yang ditempati oleh seorang pejabat menteri tingkat kabinet.

Awalnya, dia ditahan setelah penangkapannya di kediaman resminya di ibu kota, kemudian dipindahkan ke lokasi yang tidak diungkapkan yang banyak diyakini berada di sebuah pangkalan militer sebelum akhirnya dipindahkan ke penjara pada 22 Juni 2022.

Penguasaan militer tahun 2021 dan penindakan terhadap perlawanan bersenjata menyebabkan negara itu terjerumus dalam kekacauan mematikan yang oleh beberapa pakar PBB disebut sebagai perang saudara.

Pemerintah-pemerintah Barat, termasuk Amerika Serikat, telah memberlakukan sanksi terhadap pemerintahan militer Myanmar dan menuntut pembebasan segera Suu Kyi dan tahanan politik lainnya.

Rencana pembebasan Suu Kyi yang dilaporkan, berusia 78 tahun, telah beredar selama dua minggu - sejak Menteri Luar Negeri Thailand, Don Pramudwinai, bertemu dengannya di penjara, menjadi kunjungan asing pertama yang diberikan akses kepadanya sejak dia ditahan.

Don memberitahu para jurnalis bahwa Suu Kyi dalam keadaan sehat dan menyampaikan keinginannya untuk terlibat dalam perundingan untuk menyelesaikan krisis yang melanda negaranya.

Baca Juga: UE Tolak Peran Diplomatik Myanmar dan Tak Akui Pemerintahan Junta Militer

Suu Kyi tidak dapat memberikan versinya tentang pertemuan pada 9 Juli yang kabarnya berlangsung selama sekitar satu setengah jam.

Militer Myanmar mengonfirmasi bahwa pertemuan tersebut telah terjadi, tetapi mengatakan bahwa tidak ada detail yang dapat disampaikan karena pertemuan tersebut berlangsung antara pemimpin yang digulingkan dan diplomat Thailand secara pribadi.

Don mengungkapkan acara tersebut ketika dia menghadiri pertemuan Asosiasi Negara-Negara Asia Tenggara (ASEAN) di ibu kota Indonesia, Jakarta.

ASEAN telah berupaya untuk menjadi perantara dalam mengakhiri konflik kekerasan di Myanmar, yang beberapa anggotanya percaya mengganggu stabilitas wilayah.

ASEAN juga telah berusaha untuk menegakkan rencana yang disepakati dengan jenderal puncak Myanmar pada tahun 2021, yang menyerukan akhir segera kekerasan, dimulainya perundingan yang difasilitasi oleh utusan khusus di antara pihak-pihak yang bersengketa, dan penyampaian bantuan kepada warga desa yang terlantar.

Namun, pemerintahan militer Myanmar belum banyak melakukan langkah untuk menegakkan rencana tersebut, sehingga ASEAN melarang perwakilannya untuk menghadiri pertemuan tingkat tinggi. Para jenderal menuduh ASEAN melanggar prinsip dasar blok tersebut, yaitu tidak campur tangan dalam urusan domestik masing-masing anggota.

Suu Kyi, putri dari pahlawan kemerdekaan Myanmar, Jenderal Aung San, telah menghabiskan hampir 15 tahun sebagai tahanan politik di bawah tahanan rumah antara tahun 1989 dan 2010.

Sikap tegasnya melawan pemerintahan militer di Myanmar telah menjadikannya sebagai simbol perjuangan tanpa kekerasan untuk demokrasi, dan dia mendapatkan Penghargaan Nobel Perdamaian pada tahun 1991.