MOSKOW, KOMPAS.TV - Seorang Jenderal Rusia mengaku dipecat sebagai komandan usai mengungkap kebenaran atas situasi perang di Ukraina.
Hal itu terkait meningkatnya tensi di dalam tentara Rusia setelah pemberontakan yang berumur pendek.
Mayor Jenderal Ivan Popov, yang memimpin Tentara Gabungan ke-58, yang bertempur di garis depan dekat Zaporizhzhia mengungkapkan dalam pesan suara ia telah dipecat.
Popov menegaskan pemecatan tersebut terjadi setelah ia mengemukakan masalah di medan perang.
Baca Juga: Malangnya Pita Limjaroenrat, Gagal Jadi PM Thailand Meski Partainya Menang Pemilu
Hal itu termasuk kurang amunisi untuk serangan balik serta kematian dan cedera yang diderita tentara Rusia usai serangan balik Ukraina.
Pernyataan Popov itu dipublikasikan Rabu (12/7/2023), oleh pensiunan Kolonel Jenderal Rusia yang juga wakil Duma, Andrey Gurulyov.
Tak diketahui kapan Popov merekam pesan itu, dan siapa pihak yang dimaksudnya.
Tanpa menyebut namanya, Popov tampaknya menyerang Panglima Militer Rusia, Valery Gerasimov, dan Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu.,
Ia menuduh mereka telah menusuk Rusia dari belakang.
“Seperti yang dikatakan oleh banyak komandan resimen dan divisi hari ini, pasukan kami tidak ditembus di depan, tetapi komandan paling senior kami memukul dari belakang, sehingga dengan licik memenggal kepala tentara di masa yang paling sulit,” ujarnya dikutip dari The Guardian.
Popov menambahkan bahwa ia menghadapi pilihan dengan atasannya memerintahkan ia tetap diam, atau menjadi pengecut karena mengatakan apa adanya.
Sumber : The Guardian
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.