Bungkus itu dikirim untuk analisis laboratorium yang lebih sensitif. Pusat Analisis dan Kontraterorisme Biobahaya Nasional Keamanan Dalam Negeri menganalisis barang tersebut untuk ancaman biologis. Tes yang dilakukan di fasilitas tersebut memberikan hasil negatif.
Kokain dan kemasannya kemudian menjalani uji forensik lebih lanjut, termasuk analisis sidik jari dan DNA yang canggih di laboratorium kejahatan FBI, sesuai dengan ringkasan tersebut. FBI juga melakukan uji kimia.
Sementara itu, penyidik Secret Service menyusun daftar beberapa ratus individu yang mungkin mengakses area tempat narkoba tersebut ditemukan. Setiap orang yang masuk Gedung Putih harus memberikan informasi identifikasi dan melewati pemeriksaan keamanan.
Baca Juga: Polisi Belgia Sita Hampir 110 ton Kokain Tahun 2022, Terbesar di Eropa
Hasil uji laboratorium tersebut tidak menemukan sidik jari tersembunyi atau DNA, sehingga FBI tidak dapat membandingkan hal apa pun dengan kemungkinan pelaku. Staf Gedung Putih punya sidik jari yang terdaftar; peserta dalam kelompok tur.
Video pintu masuk lobi jalan West Executive tidak mengidentifikasi orang tersebut atau memberikan petunjuk penyelidikan yang solid, kata Secret Service.
Lobi tersebut terbuka untuk tur yang dipimpin oleh staf Gedung Putih pada waktu-waktu di luar jam kerja pada akhir pekan dan malam hari.
Tur tersebut hanya berlaku dengan undangan dan dipimpin oleh staf Gedung Putih untuk teman, keluarga, dan tamu lainnya. Karyawan Gedung Putih dapat meminta jadwal tur pada malam hari atau akhir pekan, tetapi seringkali ada daftar tunggu yang panjang.
Ada tur pada hari Minggu saat narkoba tersebut ditemukan, serta pada dua hari sebelumnya.
Situation Room, tempat staf akan menitipkan ponsel mereka sebelum masuk, sedang dalam tahap konstruksi dan tidak digunakan pada saat bungkus itu ditemukan, kata Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan pekan lalu.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.