Banyak blogger militer berpendapat pemecatan Popov mengikis moral pasukan pada saat serangan Ukraina tanpa henti. Seorang blogger, Vladislav Shurygin, mengatakan itu memberikan "pukulan telak bagi seluruh tentara," sementara yang lain, Roman Saponkov, menggambarkannya sebagai "serangan teror yang mengerikan terhadap moral tentara."
Sebagai tanda bahwa banyak pejabat Rusia berbagi kritik Popov terhadap kepemimpinan militer, Andrei Turchak, wakil ketua pertama majelis tinggi parlemen dan ketua partai utama Kremlin Rusia Bersatu, sangat mendukung sang jenderal, dengan mengatakan “Tanah Air dapat bangga dengan komandan seperti itu.”
Andrei Kartapolov, pensiunan jenderal yang mengepalai komite urusan pertahanan di majelis rendah, juga mengatakan Kementerian Pertahanan harus menangani masalah yang diangkat oleh Popov.
Baca Juga: Menhan Rusia Sergei Shoigu Klaim Kiev Kehilangan Lebih dari 26.000 Tentara selama Serangan Balik
Berita pemecatan Popov menambah pukulan yang diterima pasukan Rusia ketika perwira senior lainnya, Letnan Jenderal Oleg Tsokov, tewas hari Selasa oleh serangan rudal Ukraina.
Pernyataan Mayjen Ivan Popov tentang perlunya merotasi pasukannya yang kelelahan, yang sudah berperang melawan serangan balik Ukraina sejak awal Juni dilaporkan membuat marah Kepala Staf Umum Jenderal Valery Gerasimov, menganggap mereka panik dan segera memerintahkan pemecatannya.
Gerasimov terlihat bertemu dengan perwira militer hari Senin dalam sebuah video yang dirilis oleh Kementerian Pertahanan, pertama kali dia terlihat sejak pemberontakan gagal bulan lalu oleh Prigozhin, yang menuntut pemecatannya.
Keributan yang dipicu oleh pemecatan Popov selanjutnya dapat mengikis posisi Gerasimov, yang menghadapi kritik luas atas perilakunya dalam pertempuran di Ukraina.
Analis politik pro-Kremlin Sergei Markov mencatat pernyataan Popov menggemakan kritik terhadap petinggi militer oleh Prigozhin. Namun, dia menambahkan pernyataan sang jenderal bukanlah pemberontakan, melainkan seruan intervensi oleh Presiden Vladimir Putin. “Perselisihan publik seperti itu di puncak tentara Rusia bukanlah unjuk kekuatan,” katanya.
Selama pemberontakan 24 Juni yang berlangsung kurang dari 24 jam, tentara bayaran dari Grup Wagner Prigozhin dengan cepat menyapu kota Rostov-on-Don di Rusia selatan dan merebut markas militer di sana tanpa melepaskan tembakan sebelum melaju ke jarak sekitar 200 kilometer dari Moskow.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.