MOSKOW, KOMPAS.TV - Seorang jenderal Rusia yang bertanggung jawab atas pasukan yang berperang di Ukraina selatan dibebastugaskan usai berbicara tentang masalah yang dihadapi pasukannya, langkah yang mencerminkan celah baru dalam komando militer Rusia menyusul pemberontakan pasukan Wagner yang dipimpin Yevgeny Prigozhin.
Seperti dilansir Associated Press, Kamis (13/7/2023), Mayor Jenderal Ivan Popov, komandan pasukan ke-58 di wilayah Zaporizhzhia, titik fokus dalam serangan balasan Ukraina, mengatakan dalam sebuah pernyataan audio kepada pasukannya yang dirilis Rabu malam dia diberhentikan setelah pertemuan dengan petinggi militer dalam apa yang dia gambarkan sebagai tusukan "berbahaya" di belakang pasukan Rusia di Ukraina.
Popov mengatakan kepemimpinan militer marah dengan kejujurannya soal tantangan yang dihadapi oleh pasukan, terutama kekurangan radar pelacak artileri musuh, yang mengakibatkan banyak korban di pihak Rusia.
“Para perwira tinggi tampaknya melihat saya sebagai sumber ancaman dan dengan cepat mengeluarkan perintah untuk menyingkirkan saya, yang ditandatangani oleh Menteri Pertahanan hanya dalam satu hari,” katanya.
“Militer Ukraina gagal menembus pertahanan tentara kami, tetapi komandan tertinggi menyerang kami dari belakang, dengan licik dan pengecut memenggal kepala tentara pada saat yang paling sulit ini,” kata Popov.
Popov, yang menggunakan nama panggilan "Spartacus", menyebut pasukannya sebagai "gladiator saya" dalam pesan audio yang dirilis oleh pensiunan Jenderal Andrei Gurulev, yang memimpin pasukan ke-58 di masa lalu dan saat ini menjabat sebagai anggota parlemen. Tentara ke-58 terdiri dari beberapa divisi dan unit yang lebih kecil.
Baca Juga: Komunike Bersama KTT NATO Jamin Masa Depan Ukraina, tetapi Tidak Beri Kepastian Waktu
Popov yang berusia 48 tahun, yang meroket dari komandan peleton hingga memimpin sekelompok besar pasukan, mendorong tentaranya untuk datang langsung kepadanya dengan masalah apa pun, menggunakan pendekatan santai yang sangat kontras dengan gaya komando formal kaku yang umum di militer Rusia.
Blogger militer Rusia mengatakan Popov dikenal luas karena menghindari kerugian yang tidak perlu, tidak seperti banyak komandan lain yang mengorbankan tentara mereka untuk melaporkan keberhasilan.
“Saya menghadapi situasi sulit dengan pimpinan puncak ketika saya harus diam dan bertindak seperti pengecut, mengatakan apa yang ingin mereka dengar, atau menyebut sesuatu dengan nama mereka,” kata Popov. "Aku tidak punya hak untuk berbohong demi kalian dan rekan-rekan kita yang gugur."
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.