VILNIUS, KOMPAS.TV - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengemukakan syarat baru untuk menyetujui keanggotaan Swedia dalam NATO, yakni meminta Eropa untuk "membuka jalan" bagi Turki agar bergabung dengan Uni Eropa.
Pernyataan mengejutkan Erdogan pada Senin (10/7/2023) sebelum berangkat ke pertemuan NATO di ibu kota Lituania itu menambah ketidakpastian baru terhadap upaya Swedia menjadi anggota ke-32 aliansi tersebut.
Seperti laporan Associated Press, awalnya, Turki menghalangi keanggotaan Swedia dengan alasan Swedia terlalu lembut terhadap militan Kurdi dan kelompok lain yang dianggap Ankara sebagai ancaman keamanan.
Ini adalah pertama kalinya Erdogan menghubungkan ambisi negaranya untuk bergabung dengan UE dengan upaya Swedia untuk menjadi anggota NATO.
"Turki sudah menunggu di pintu Uni Eropa selama lebih dari 50 tahun, dan hampir semua negara anggota NATO sekarang menjadi anggota Uni Eropa," kata Erdogan kepada wartawan di Istanbul. "Saya mengajak negara-negara ini yang membuat Turki menunggu di gerbang Uni Eropa selama lebih dari 50 tahun."
"Datanglah dan bukalah jalan bagi keanggotaan Turki di Uni Eropa. Ketika Anda membuka jalan bagi Turki, kami akan membuka jalan bagi Swedia seperti yang kami lakukan untuk Finlandia," tambahnya.
Sebelumnya, kantor Erdogan mengatakan dia memberi tahu Presiden Amerika Serikat Joe Biden dalam panggilan telepon pada hari Minggu bahwa Turki menginginkan pesan dukungan yang "jelas dan kuat" untuk ambisi Turki jadi anggota Uni Eropa dari para pemimpin NATO yang berkumpul di Vilnius. Pernyataan resmi Gedung Putih tentang pembicaraan telepon Biden-Erdogan tidak menyebutkan masalah keanggotaan Turki dalam Uni Eropa.
Baca Juga: Erdogan Desak Persatuan Dunia Islam Lawan Islamophobia, Swedia Pertimbangkan Larang Hina Kitab Suci
Erdogan dan Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson diharapkan bertemu hari Senin di Vilnius.
Menanggapi komentar Erdogan, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan dia mendukung ambisi Turki untuk bergabung dengan Uni Eropa, tetapi mencatat itu tidak termasuk dalam kondisi yang tercantum dalam perjanjian yang ditandatangani oleh Swedia, Finlandia, dan Turki pada KTT NATO tahun lalu di Madrid.
Stoltenberg mengulangi bahwa Swedia sudah memenuhi syarat-syarat dan mengatakan dia berpikir "masih mungkin ada keputusan positif" mengenai keanggotaan tertunda negara tersebut selama KTT minggu ini di Lituania.
Juru bicara Komisi Uni Eropa, Dana Spinant, mengatakan "Anda tidak bisa menghubungkan kedua proses dalam hal Turki."
Turki adalah calon anggota Uni Eropa, tetapi kemunduran demokrasi selama kepresidenan Erdogan, perselisihan dengan Siprus yang merupakan anggota Uni Eropa, dan masalah lain menghambat kemajuan negara tersebut menuju keanggotaan Uni Eropa
Namun, sebagai anggota NATO, pemerintahan Erdogan menunda pengesahan aksesi Swedia ke aliansi tersebut dengan mengatakan pemerintahan di Stockholm perlu melakukan lebih banyak tindakan untuk membendung militan Kurdi dan kelompok lainnya.
Serangkaian protes anti-Turki dan anti-Islam di ibu kota Swedia telah menimbulkan keraguan bahwa kesepakatan yang memuaskan tuntutan Turki dapat dicapai sebelum KTT aliansi tersebut.
Baca Juga: Imbas Swedia Izinkan Pembakaran Al-Quran, Turki Marah hingga Masuk NATO Makin Susah
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.