“Jangan arogan. Anda semua yang tinggal di luar negeri, Anda menggunakan Facebook untuk berkomunikasi. Kami bisa memblokir Facebook,” ancamnya kepada oposisi dikutip dari BBC.
Hun Sen pun menyerukan rakyat Kamboja untuk bermigrasi ke media sosial lalu, seperti Telegram dan TikTok.
Ia mengaku saat ini menggunakan kedua media sosial tersebut setelah berhenti dari Facebook.
Sebelum meninggalkan Facebook, Hun Sen telah diikuti 800.000 pengguna di Telegram, yang merupakan saluran yang biasa digunakan politikus Kamboja.
Induk Facebook, Dewan Pengawas Meta pada Kamis merekomendasikan penangguhan selama enam bulan atas video yang diposting Hun Sen pada Januari.
Putusan itu membatalkan keputusan Facebook sebelumnya untuk menjaga video tetap disiarkan.
Baca Juga: Kaki Perempuan Ini Diamputasi Gegara Terjebak di Travelator Bandara, Kondisi Mentalnya Dikhawatirkan
“Mengingat beratnya pelanggaran, sejarah Hun Sen melakukan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) dan mengintimidasi lawan politik, serta penggunaan media sosial yang strategis untuk memperkuat ancaman itu, dewan meminta Meta menangguhkan halaman Facebook dan akun Instagram Hun Sen, untuk enam bulan,” bunyi pernyataan dewan.
Dalam video itu, Hun Sen mengancam para pemimpin oposisi agar tidak menuduh partainya mencuri suara dalam pemilihan yang akan diadakan Juli mendatang.
“Entah Anda menghadapi tindakan hukum di pengadilan atau saya kumpulkan orang (Partai Rakyat Kamboja) untuk demonstrasi dan memukuli Anda,” ujarnya pada video itu.
Segera setelah keputusan Dewan Pengawas Meta diumumkan, Hun Sen mengatakan ia meminta seorang asisten menghapus akun Facebook-nya.
Sumber : BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.