Pada Maret 2021, ia dan penjelajah samudra Victor Vescovo menyelam ke kedalaman terendah Palung Mariana. Pada Juni 2022, ia pergi ke luar angkasa dengan roket Blue Origin New Shepard.
Menurut Sky News, Selasa, (20/6/2023), pilot kapal selam asal Prancis, Paul-Henry Nargeolet, dan CEO serta pendiri OceanGate Expeditions, Stockton Rush, juga berada di dalam kapal selam.
Paul-Henry Nargeolet adalah mantan komandan yang bertugas di Angkatan Laut Prancis selama 25 tahun. Selama dinasnya, ia menjadi kapten kelompok selam dalam angkatan laut.
Pebisnis Pakistan Shahzada Dawood dan putranya, Suleman, juga berada di dalam kapal selam, demikian dikatakan oleh keluarga mereka dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga: Hari ini, 108 Tahun Lalu, Kapal Titanic Tenggelam
Titan mampu menyelam hingga kedalaman 4.000 meter atau 13.120 kaki "dengan margin keselamatan yang nyaman," menurut dokumen yang diajukan perusahaan pada bulan April ke Pengadilan Distrik Amerika Serikat di Virginia yang mengawasi masalah Titanic.
Kapal ini memiliki berat 9.072 kilogram (20.000 pon) saat di udara, tetapi menjadi netral apung ketika mencapai dasar laut, kata perusahaan tersebut.
Titan terbuat dari "titanium dan serat karbon" dan terbukti "tahan terhadap tekanan besar di kedalaman samudra," kata OceanGate.
OceanGate memberitahu pengadilan bahwa jendela pandang Titan adalah "yang terbesar dari setiap kapal selam penyelamatan laut dalam" dan teknologinya memberikan "pemandangan tak tertandingi" dari samudra dalam.
Dalam pengajuan pengadilan Mei 2021, OceanGate mengatakan bahwa Titan memiliki "fitur keselamatan yang tak tertandingi" yang menilai integritas lambung selama setiap penyelaman.
Pada saat pengajuan tersebut Titan telah melakukan lebih dari 50 penyelaman uji, termasuk ke kedalaman yang setara dengan Titanic, di perairan dalam lepas pantai Bahama dan di ruang tekan.
Selama ekspedisi mereka pada tahun 2022, OceanGate melaporkan bahwa kapal selam ini mengalami masalah baterai pada penyelaman pertamanya dan harus dihubungkan secara manual ke platform pengangkatannya.
Baca Juga: Yuk, Wisata Alam Bawah Laut bersama Kapal Selam “Golden Manta” di Minahasa Utara!
Tujuan dari ekspedisi OceanGate adalah mendokumentasikan kerusakan Titanic serta ekosistem bawah air yang seringkali muncul di sekitar reruntuhan kapal.
Sisa-sisa Titanic perlahan-lahan dimakan oleh bakteri pemakan logam yang mengonsumsi ratusan pon besi setiap hari. Lubang-lubang meluas di reruntuhan tersebut, sementara tiang crow's nest-nya sudah hilang.
Beberapa orang telah memprediksi bahwa kapal tersebut bisa menghilang dalam beberapa dekade karena lubang-lubang di lambungnya semakin melebar dan bagian-bagian mulai hancur.
Kapal selam ini dilengkapi dengan kamera definisi tinggi dan peralatan sonar multi-beam. Pemetaan kerusakan kapal dapat membantu ilmuwan memprediksi nasib reruntuhan samudra dalam lainnya, termasuk yang tenggelam selama Perang Dunia.
Fokus lainnya adalah kehidupan laut: Ratusan spesies hanya ditemukan di reruntuhan ini.
"Laut mengambil sesuatu ini, dan kita perlu mendokumentasikannya sebelum semuanya lenyap atau menjadi tidak dikenali," kata Stockton Rush, presiden OceanGate Expeditions, kepada Associated Press tahun 2021.
Sumber : Associated Press / Seattle Times / Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.