Namun, beberapa anggota ASEAN menolak untuk hadir sebagai tanda ketidaksetujuan mereka, sementara yang lain mengirimkan pejabat junior.
Indonesia, yang saat ini menjabat sebagai Ketua ASEAN, selama beberapa bulan terakhir telah berusaha untuk melibatkan pemangku kepentingan kunci dalam konflik Myanmar dalam upaya untuk memulai proses perdamaian, namun tidak ikut serta dalam pembicaraan ini.
Baca Juga: Bahas Konflik Myanmar, Jokowi: Jangan Hambat Percepatan Pembangunan ASEAN
Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mengatakan bahwa ASEAN "tidak mencapai kesepakatan untuk berhubungan kembali atau mengembangkan pendekatan baru terhadap isu Myanmar", menurut surat yang diverifikasi sumber seperti laporan Straits Times.
Menteri Luar Negeri Malaysia Zambry Abdul Kadir menolak untuk menghadiri pembicaraan di Thailand, seperti yang disampaikan oleh kementeriannya dalam sebuah pernyataan. Ia menambahkan bahwa penting bagi ASEAN untuk menunjukkan persatuan dalam mendukung upaya Indonesia.
Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan mengatakan dalam konferensi pers minggu lalu bahwa "masih terlalu dini untuk berhubungan kembali dengan junta" di tingkat tinggi.
Belum jelas pada hari Senin apakah seorang pejabat dari Singapura menghadiri pembicaraan di Thailand.
Kamboja mengatakan Menteri Luar Negeri Prak Sokhonn, yang pada tahun 2022 menjabat sebagai utusan khusus ASEAN untuk Myanmar, diwakili oleh wakilnya. Pada hari Jumat lalu, Kamboja menyatakan bahwa Sokhonn akan memimpin delegasi Kamboja.
Sebuah organisasi legislator Asia Tenggara, ASEAN Parliamentarians for Human Rights, menyebut pertemuan tersebut sebagai "pengkhianatan terhadap rakyat Myanmar dan sebuah penistaan terhadap persatuan ASEAN".
Sumber : Straits Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.