Afrika Selatan, Senegal, dan Uganda telah menghindari mengutuk Moskow atas konflik ini, sementara Mesir, Zambia, dan Comoros memberikan suara menentang Rusia tahun lalu dalam resolusi Majelis Umum PBB yang mengutuk invasi Moskow.
Dalam konferensi pers Jumat, Presiden Comoros, Azali Assoumani, mengusulkan ide "peta jalan" untuk perdamaian, yang menimbulkan pertanyaan dari Zelenskyy yang mencari klarifikasi dan menekankan bahwa ia tidak menginginkan "kejutan" dari kunjungan mereka dengan Putin.
Peluang untuk pembicaraan perdamaian terlihat suram karena Ukraina dan Rusia memiliki pendekatan yang sangat berbeda. Ukraina menuntut agar Rusia menarik pasukannya dari semua wilayah yang diduduki sebagai syarat untuk pembicaraan perdamaian.
Baca Juga: Parlemen AS Minta Biden Hukum Afrika Selatan, Dianggap Dukung Rusia dan Ancam Kepentingan Nasional
Sementara itu, Kremlin ingin Ukraina mengakui Crimea, yang secara ilegal dianeksasi oleh Rusia dari Ukraina pada tahun 2014, sebagai bagian dari Rusia, dan mengakui keuntungan wilayah lain yang telah mereka raih.
China juga telah menyampaikan proposal perdamaian mereka pada akhir Februari. Namun, Ukraina dan sekutunya sebagian besar mengabaikan rencana tersebut, karena pihak-pihak yang bertikai tidak tampak lebih dekat untuk mencapai gencatan senjata.
Misi perdamaian Afrika ini datang ketika Ukraina melancarkan serangan balasan untuk mengusir pasukan Kremlin dari daerah yang diduduki, dengan menggunakan senjata canggih yang dipasok oleh negara-negara Barat dalam serangan di beberapa bagian garis depan yang mencapai lebih dari 1.000 kilometer.
Dalam pidatonya di forum SPIEF hari Jumat, Putin mengumumkan, bahwa senjata nuklir taktis Rusia pertama telah ditempatkan di Belarus sebagai upaya untuk menangkal usaha Barat dalam mengalahkan Rusia di Ukraina. Putin sebelumnya mengatakan penempatan senjata tersebut akan dimulai pada bulan Juli.
Ketika ditanya apakah ia bisa memerintahkan penggunaan senjata nuklir taktis di Ukraina, Putin menjawab hal itu belum diperlukan, namun ia menekankan Moskow dapat menggunakan persenjataan nuklirnya jika ada "ancaman terhadap kedaulatan Rusia."
"Dalam situasi tersebut, kami akan menggunakan semua sarana yang dimiliki oleh negara Rusia. Jangan ada keraguan tentang hal itu," ujarnya.
Sumber : Associated Press / TASS
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.