“Ia tahu mengenai buah yang tak boleh dimakannya, karena ada banyak buah beracun di hutan. Dan ia juga tahu bagaimana menjaga bayi,” tuturnya.
Setelah kecelakaan itu, Lesly membangun tempat berlindung darurat dari dahan yang disatukan dengan ikat rambutnya.
Ia juga menemukan Farina, sejenis tepung, dari reruntuhan pesawat Cessna 206 yang mereka tumpangi.
Menurut salah satu tokoh adat yang ikut dalam pencarian itu, Edwin Paki, mengungkapkan anak-anak itu bertahan hidup dengan tepung singkong tersebut sampai habis, dan kemudian memakan biji-bijian.
“Ada buah yang mirip markisa, namanya avicure,” katanya.
“Mereka sedang mencari benih untuk dimakan dari pohon avicure, sekitar 1,5 kilometer dari lokasi jatuhnya pesawat,” tambah Paki.
Menurut Kepala Institut Kesejahteraan Kolombia, Astrid Caceres, ketika insiden tersebut hutan sedang panen, dan mereka bisa makan buah yang sedang mekar.
Baca Juga: 40 Hari Hilang di Hutan Amazon, 4 Bocah Ditemukan Selamat Berkat Belajar Cara Bertahan Hidup
Namun menurut ahli masyarakat adat, Alex Rufino, anak-anak tersebut berada di wilayah hutan yang sangat gelap, dengan pohon yang begitu besar dan lebat.
“Ini adalah area yang belum pernah dieksplorasi,” ujar Rufino.
Apalagi selain menghindari hewan buas, mereka juga harus melindungi diri dari hujan lebat dan kelompok bersenjata yang biasa aktif di hutan.
Tapi Rufino mencatat bahwa anak berusia 13 tahun yang dibesarkan masyarakat adat biasanya telah memiliki kemampuan untuk selamat di lingkungan seperti itu.
Sumber : BBC
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.