KHERSON, KOMPAS.TV - Tentara Rusia terseret banjir saat berusaha melarikan diri setelah bendungan Nova Khakova jebol.
Hal tersebut diungkapkan perwira militer Ukraina, Kapten Andrei Pidilisnyi.
“Tak ada satu pun tentara Rusia yang bisa melarikan diri. Semua resimen Rusia berada di sisi yang banjir,” kata Pidilisnyi dikutip dari New York Post, Rabu (7/6/2023).
Pidilisnyi mengungkapkan hal tersebut terjadi ketika bendungan yang berada di Kherson tersebut jebol pada Selasa (6/6) kemarin.
Baca Juga: Bendungan Nova Kakhovka Jebol, Bahaya Ranjau Apung Intai Warga
Ia meyakini bahwa tentara Rusia tersebut mungkin tak menerima peringatan sebelumnya, tentang apa yang ia klaim bendungan itu jebol karena serangan tentara Vladimir Putin.
Menurut Pidilisnyi, banjir tersebut membunuh dan melukai banyak tentara Rusia yang ditempatkan di tepi timur sungai Dnipro, yang berada di bawah kendali Rusia.
Rusia dan Ukraina saling menyalahkan atas kerusakan yang dialami bendungan tersebut.
Kremlin menyebutnya sebagai aksi sabotase dari rezim Kiev.
Sedangkan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy menuduh Rusia berusaha melakukan genosida ekologi.
“Menurut kami ini kejahatan, Kantor Kejaksaan Agung telah mendaftarkannya. Ini akan ada buktinya,” ujar Zelenskyy.
“Saya pikir seharusnya ada pertanggungjawaban pidana. Lembaga internasional, termasuk Pengadilan Kriminal Internasional, harus bereaksi,” tambahnya.
Zelenskyy sendiri mengungkapkan bahwa laporan intelijen Ukraina mengeklaim bahwa tentara Rusia telah menempatkan ranjau di bendungan itu untuk memeras dunia.
Ia mengatakan Rusia berusaha menggunakan banjir tersebut sebagai senjata.
Meski begitu masih belum jelas apakah bendungan yang memisahkan tentara Rusia dan Ukraina di Kherson tersebut memang telah diserang seseorang.
Atau bendungan jebol karena hasil dari kerusakan structural.
Pidlisnyi mengatakan ia yakin Rusia sengaja menargetkan bendungan untuk menggagalkan serangan balasan Kiev.
Baca Juga: Bendungan Kakhovka Ukraina Jebol, 42 Ribu Warga Terancam, Puncak Banjir Diperkirakan Hari Ini
“Musuh meledakkan Pembangkit Listrik Tenaga Air Kakhovka untuk menaikkan permukaan air untuk membanjiri tepi kiri sungai Dnipro, serta pemukiman di sana,” katanya.
“Dan juga untuk membuat angkatan bersenjata Ukraina tak bisa lebih maju di masa depan,” tambahnya.
Pidlisnyi, yang unitnya ditempatkan di tepi barat sungai, mengayakan ia dan rekan-rekannya menyaksikan tepi timur yang diduduki Rusia kebanjiran.
“Perlu dipahami bahwa posisi musuh bukan hanya parit, tetapi juga rumah tempat tinggal warga sipil biasa,” katanya.
Sumber : New York Post
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.