KIEV, KOMPAS.TV - Rusia menuduh Ukraina kembali melakukan serangan militer ke wilayah Belgorod di selatan Rusia yang berbatasan dengan Ukraina melalui salvo tembakan artileri, mortir, dan pesawat tanpa awak hari Jumat (26/5/2023), demikian yang diumumkan oleh pihak berwenang Rusia seperti laporan Associated Press, Jumat (26/5/2023).
Serangan itu terjadi beberapa jam setelah dua pesawat tanpa awak menyerang sebuah kota Rusia di wilayah yang berdekatan dengan Semenanjung Crimea yang telah dianeksasi Rusia.
Sementara itu, Ukraina menuduh pasukan Rusia dituding menyerang sebuah klinik di Dnipro, Ukraina tengah, yang mengakibatkan dua orang tewas dan 23 lainnya terluka, termasuk dua anak-anak.
Selain itu, rudal S-300 Rusia menghantam sebuah bendungan di distrik Karlivka di provinsi Donetsk Ukraina bagian timur, yang membuat pemukiman di sekitarnya terancam banjir parah.
Graivoron, sebuah kota di Belgorod yang berjarak sekitar tujuh kilometer dari perbatasan Ukraina, diserang selama beberapa jam, dengan empat rumah, sebuah toko, pipa gas, dan saluran listrik mengalami kerusakan, kata Gubernur Vyacheslav Gladkov.
Lebih dekat ke perbatasan, sebuah pusat rekreasi, sebuah toko, dan sebuah rumah kosong mengalami kerusakan di desa Glotovo. Seorang perempuan terluka ketika desa terdekat, Novaya Tavolzhanka, ditembaki, kata Gladkov.
Minggu ini, wilayah Belgorod menjadi sasaran salah satu serangan lintas perbatasan paling serius dari Ukraina sejak perang dimulai 15 bulan yang lalu.
Baca Juga: Rusia Klaim Berhasil Tewaskan 70 Personel Sabotase Ukraina di Belgorod
Rincian serangan tersebut masih samar. Rusia menyalahkan pasukan Ukraina, tetapi dua kelompok Rusia mengaku terlibat dengan tujuan menjatuhkan Presiden Rusia Vladimir Putin dengan menyerang desa-desa Rusia dekat perbatasan Ukraina.
Pejabat di kota Krasnodar di selatan Rusia, di wilayah yang sama dengan Crimea, mengatakan dua pesawat tanpa awak menyerang kota tersebut. Saksi mata mengatakan kepada media setempat bahwa mereka mendengar suara seperti suara motor matic dan kemudian dua ledakan.
Ledakan itu merusak atap sebuah gedung dan memecahkan jendela di gedung apartemen.
"Kami baru saja tidur dan kemudian terdengar suara ledakan yang sangat keras," kata warga Tatiana Safonova. "Kami keluar, ada orang-orang yang berlari, tapi tidak ada hal lain yang terjadi."
Dia mengatakan, "Ada suara khusus sebelumnya, seperti suara motor matic yang berisik sedang melaju."
"Ada kerusakan bangunan, tetapi infrastruktur penting tidak rusak. Dan yang paling penting, tidak ada korban jiwa," tulis Gubernur wilayah Krasnodar, Veniamin Kondratyev di Telegram.
Wali Kota Krasnodar, Yevgeny Naumov, mengatakan sebuah gedung hunian dan sebuah gedung kantor mengalami kerusakan, tetapi tidak ada korban jiwa.
Baca Juga: Rusia Sibuk Tangkis Serangan Lintas Perbatasan, Ukraina Bangun Narasi Pemberontakan Internal Moskow
Serangan pesawat tanpa awak terhadap wilayah Rusia di perbatasan dengan Ukraina telah terjadi secara reguler sejak dimulainya invasi Rusia penuh terhadap Ukraina Februari tahun lalu, dengan serangan meningkat bulan lalu.
Pada wal bulan ini, sebuah kilang minyak di Krasnodar diserang oleh pesawat tanpa awak selama dua hari berturut-turut.
Dalam insiden lain yang diduga merupakan usaha pasukan Kiev untuk mengganggu Rusia, Kementerian Pertahanan Ukraina hari Kamis mempublikasikan rekaman yang tampaknya menunjukkan sebuah perahu tanpa awak menyerang kapal pengintaian Ivan Khurs Rusia di Laut Hitam.
Video tersebut tidak menunjukkan perahu tanpa awak tersebut menghantam kapal.
Video tersebut mengikuti laporan dari Kementerian Pertahanan Rusia bahwa Ukraina telah meluncurkan serangan "gagal" terhadap kapal Ivan Khurs menggunakan tiga perahu cepat tanpa awak, dengan ketiga perahu tersebut diserang dan dihancurkan sebelum mencapai kapal.
Moskow merilis rekaman yang diduga menunjukkan penghancuran salah satu perahu tanpa awak.
Setidaknya dua warga sipil tewas dan tiga lainnya terluka dalam serangan Rusia terhadap Ukraina dalam 24 jam sebelumnya, demikian dilaporkan oleh kantor presiden Ukraina hari Jumat.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.