Dengan jatuhnya cadangan devisa, beberapa analis mengatakan Turki dapat menghadapi kehancuran ekonomi lainnya segera setelah tahun ini.
Keadaan itu akan membuat inflasi melonjak lagi dan membebani neraca pembayaran, kecuali jika pemerintah mengubah arah.
“Mereka sedang mempelajari model ekonomi baru, karena model yang ada tak dapat dipertahankan,” ujar seorang pejabat senior yang dekat dengan masalah itu mengungkapkan tentang pertemuan tersebut.
“Pada dasarnya, itu akan secara bertahap menaikkan suku bunga dan mengakhiri struktur penggunaan beberapa suku bunga,” tambahnya.
Pejabat itu mengatakan, kelompok tersebut belum mempresentasikan rencana keseluruhan terhadap Erdogan.
Kantor Erdogan belum memberikan komentar terkait kabar perpecahan tersebut.
Baca Juga: Panas, China Hadapi Israel Desak Hentikan Provokasi dan Perambahan Tanah Palestina
Erdogan sendiri sempat mengatakan pada kampanyenya bahwa suku bunga akan turun selama dia berkuasa, dan inflasi akan dikendalikan.
Erdogan memimpin dalam putaran pertama pemilu Turki dengan raihan mencapai 49,5 persen suara.
Sedangkan rival terdekat Erdogan, Kemal Kiricdaloglu memiliki 44,9 persen.
Putaran kedua pemilu Turki akan dilakukan pada Minggu (28/5/2023), yang akan diikuti keduanya, karena tak ada yang mencapai suara mayoritas 50 persen.
Sumber : The New Arab
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.